gemasulawesi.com – Berita Terkini Indonesia Hari Ini
Berita Terupdate dan Terkini Indonesia, Sulawesi Tengah, Palu, Poso, Parigi Moutong
Bahaya Menekan Anak Memilih Jurusan Kuliah, Ini Penjelasan Psikolog
Kupas Tuntas, gemasulawesi – Pilihan orangtua justru menginginkan anak mereka mendapatkan masa depan yang baik. Terutama untuk pilihan jurusan kuliah dan tentang cita-cita.
Bahkan dari pihak orangtua sangat tak jarang menekankan suatu pilihannya bagi anak mereka.
Baca: KemenPPPA Janji Bantu Asuh Anak Ditinggal Ortu Akibat Covid19
Memaksa sang anak untuk memilih apa yang menjadi keinginan mereka.
Seperti memilih jurusan di sekolah, orangtua akan ikut andil untuk memilihkan bagi anak apakah jurusan IPA, IPS, ataukah Bahasa yang terbaik.
Baca: Kemenag Sulsel: Pesugihan di Gowa Langgar Norma Agama
Begitu juga memilihkan jurusan kuliah bagi anak mereka.
Tak jarang orangtua akan menekan sang anak harus mengikuti apa yang dicita-citakan tanpa memandang bagaimana keinginan dari anak itu sendiri.
Baca: Tiga Jurus Rusdi Mastura Sejahterakan Warga Sulteng
Padahal menurut psikolog, menekan pilihan termasuk memilihkan jurusan kuliah ialah suatu hal yang tidak dikatakan terbaik.
Seharusnya pilihan antara minat dan bakat untuk penjurusan tersebut berpatokan pada sang anak itu sendiri. Hal ini dikemukakan oleh psikolog Najeela Shihab.
Baca: 5 Jurusan Yang Paling Dibutuhkan di Masa Depan
Di mana sang orangtua seharusnya dapat lebih peka untuk mengikuti kemauan sang anak tanpa perlu terlalu mengekang.
Memahami bagaimana sang anak menginginkan jurusan yang diinginkan termasuk menentukan kuliah.
Akan di mana dan jurusan apa yang akan dipilih oleh sang anak.
Baca: Banggai Terapkan PPDB Sistem Zonasi
Komunikasi antara pihak orangtua bersama sang anak inilah hal yang lebih penting diterapkan ketimbang harus menekankan pendapat sendiri.
“Jika dari pihak orangtua saja lebih mengerti bagaimana sang anak, maka sang anak akan memiliki empati yang baik terhadap orangtuanya. Enggak perlu anak itu dikerasin, maka semakin kita menekankan pilihan pada anak kita, sang anak akan berulah memprotes. Hal itulah yang membuat anak belajar dari orangtuanya,” ungkap Najeela Shihab saat membicarakan bagaimana pentingnya berempati pada pilihan baik untuk masa depan sang anak.
Agar lebih mudah maka turuti apa yang anak mau.
Seperti misalnya sang anak hobinya melukis dan membuat desain grafis, maka disitulah orangtua dapat mengerti potensi bagi anak mereka apa.
Sebab bila sang orangtua berempati atas potensi bagi anak mereka, maka anak mereka tak lagi bingung harus memilih di antara minat dan bakat untuk jurusan kuliahnya. (*/Ayu Sisca Irianti)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News