Bahaya Menekan Anak Memilih Jurusan Kuliah, Ini Penjelasan Psikolog

waktu baca 2 menit
Menekan Jurusan Kuliah, Kupas Tuntas (Foto/Pixabay/Ilustrasi Wisuda)

Kupas Tuntas, gemasulawesi – Pilihan justru menginginkan mereka mendapatkan masa depan yang baik. Terutama untuk pilihan dan tentang cita-cita.

Bahkan dari pihak sangat tak jarang menekankan suatu pilihannya bagi mereka.

Baca: KemenPPPA Janji Bantu Asuh Anak Ditinggal Ortu Akibat Covid19

Memaksa sang untuk memilih apa yang menjadi keinginan mereka.

Seperti memilih jurusan di sekolah, akan ikut andil untuk memilihkan bagi apakah jurusan IPA, IPS, ataukah Bahasa yang terbaik.

Baca: Kemenag Sulsel: Pesugihan di Gowa Langgar Norma Agama

Begitu juga memilihkan bagi mereka.

Tak jarang akan menekan sang harus mengikuti apa yang dicita-citakan tanpa memandang bagaimana keinginan dari itu sendiri.

Baca: Tiga Jurus Rusdi Mastura Sejahterakan Warga Sulteng

Padahal menurut psikolog, menekan pilihan termasuk memilihkan ialah suatu hal yang tidak dikatakan terbaik.

Seharusnya pilihan antara minat dan bakat untuk penjurusan tersebut berpatokan pada sang itu sendiri. Hal ini dikemukakan oleh psikolog Najeela Shihab.

Baca: 5 Jurusan Yang Paling Dibutuhkan di Masa Depan

Di mana sang seharusnya dapat lebih peka untuk mengikuti kemauan sang tanpa perlu terlalu mengekang.

Memahami bagaimana sang menginginkan jurusan yang diinginkan termasuk menentukan kuliah.

Akan di mana dan jurusan apa yang akan dipilih oleh sang .

Baca: Banggai Terapkan PPDB Sistem Zonasi

Komunikasi antara pihak bersama sang inilah hal yang lebih penting diterapkan ketimbang harus menekankan pendapat sendiri.

“Jika dari pihak saja lebih mengerti bagaimana sang , maka sang akan memiliki empati yang baik terhadap orangtuanya. Enggak perlu itu dikerasin, maka semakin kita menekankan pilihan pada kita, sang akan berulah memprotes. Hal itulah yang membuat belajar dari orangtuanya,” ungkap Najeela Shihab saat membicarakan bagaimana pentingnya berempati pada pilihan baik untuk masa depan sang anak.

Agar lebih mudah maka turuti apa yang anak mau.

Seperti misalnya sang anak hobinya melukis dan membuat desain grafis, maka disitulah dapat mengerti potensi bagi anak mereka apa.

Sebab bila sang berempati atas potensi bagi anak mereka, maka anak mereka tak lagi bingung harus memilih di antara minat dan bakat untuk jurusan kuliahnya. (*/Ayu Sisca Irianti)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.