Puluhan Ribu Warga Terdampak Banjir Konawe Utara

waktu baca 2 menit
TNI AD Evakuasi Warga Korban Banjir Konawe Utara (Foto: BNPB)

Jakarta, gemasulawesi.com Puluhan ribu warga terdampak banjir di Konawe Utara, akibat curah hujan yang tinggi di beberapa wilayah pada awal Juni 2019 hingga saat ini.

Beberapa Kabupaten terdampak banjir tersebar di Provinsi Sulawesi Selatan, , dan Sulawesi Tengah.

Bencana di beberapa provinsi ini menyebabkan puluhan ribu penduduk mengungsi dan merusak pada sektor perumahan, pertanian, dan fasilitas umum.

Rilis BNPB, perkembangan situasi per 9 Juni 2019, banjir di , Provinsi mengakibatkan 1.091 KK atau 4.198 jiwa mengungsi.

Enam kecamatan terimbas banjir adalah Andowia, Asera, Oheo, Landawe, Langgikima, dan Wiwirano.

Kecamatan Asera merupakan kecamatan dengan jumlah desa terdampak paling tinggi yaitu 13 desa.

Banjir ini mengakibatkan 72 rumah hanyut dan beberapa rumah terendam lainnya. BPBD masih melakukan pendataan di lapangan.

Kerusakan sektor pertanian meliputi lahan 970,3 ha, lahan jagung 83,5 ha dan lainnya 11 ha, sedangkan sektor pertanian pada tambak seluas 420 ha.

Di samping itu, kerusakan fasilitas umum terdiri dari jembatan, jalan, rumah ibadah dan fasilitas kesehatan.

BPBD Konawe Utara melaporkan jembatan penghubung Desa Laronanga ke Desa Puwonua hanyut, jembatan lain di Desa Padalerutama tidak dapat dilalui karena terendam banjir.

Jembatan putus yang menghubungkan Desa Tanggulari ke Desa Tapuwatu dan jembatan antar provinsi di Asera.

Kerusakan bangunan lain terdiri dari tiga unit masjid, dua unit puskesmas dan dua unit pustu.

Bupati Konawe Utara Tetapkan Status Tanggap Darurat

Merespon situasi di wilayahnya, Bupati Konawe Utara telah menyetujui status tanggap darurat sejak 2 Juni 2019 hingga 16 Juni 2019.

Upaya penanganan darurat yang dilakukan antara lain dengan pos komando darurat, pendataan dan pengaktifan jaringan komunikasi untuk penanganan darurat.

Selain itu, saat ini masih minim peralatan untuk membantu evakuasi dan penyelamatan di lapangan.

Sementara itu, banjir di yang juga dipicu oleh curah hujan tinggi mengakibatkan 36 jiwa mengungsi dan 240 warga terdampak.

Bupati setempat telah menyetujui status tanggap darurat keluaran 5 Juni hingga 11 Juni 2019.

BPBD melaporkan satu orang dewasa dan bayi berusia 4 hari meninggal pada kejadian ini.

Namun demikian, BNPB masih membutuhkan klarifikasi lebih lanjut mengenai penyebab kematian bayi tersebut.

Rilis Resmi BNPB


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.