gemasulawesi.com – Berita Terkini Indonesia Hari Ini
Berita Terupdate dan Terkini Indonesia, Sulawesi Tengah, Palu, Poso, Parigi Moutong
Puluhan WNI Asal Sulut Jadi Korban Trafficking di Kamboja
Sulawesi Utara, gemasulawesi – Puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) asal Sulawesi Utara (Sulut) menjadi korban perdagangan manusia atau trafficking di Kamboja.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Sulawesi Utara Kombes Pol Jules Abraham Abast beberapa waktu lalu di Mapolda.
Abast menjelaskan, puluhan WNI asal Sulut yang menjadi korban perdagangan manusia atau trafficking sebanyak 33 orang, sementara sisanya 1 orang dari Palembang.
Baca: Kapolri Pastikan Wujudkan Rasa Aman Bagi Warga Jelang Nataru
“Kabar sementara berdasarkan hasil pemeriksaan, 34 WNI tersebut terdiri dari 33 warga Sulawesi Utara serta 1 warga Palembang,” kata Abats.
Melanjutkan, saat ini semuanya sedang berada di markas kepolisian Kamboja. Selain itu, Divhubinter Polri bersama Dir Reskrimum Polda Sulawesi Utara telah dikirim ke Kamboja agar mengetahui riwayat perjalanan mereka
“Pada awalnya mereka ini direkrut oleh satu orang berkewarganegaraan Malaysia juga diiming-imingi serta dijanjikan akan dipekerjakan dengan gaji tinggi,” papar Abast.
Baca: 1.451 Kasus Baru Covid-19, Penyumbang Terbanyak DKI Jakarta
Akan tetapi, setelah bekerja selama beberapa bulan, nyatanya mereka menerima gaji yang tidak sesuai dengan iming-iming atau tawaran sebelumnya.
Sebab tidak sesuai dengan gaji yang dijanjikan oleh perekrut, mereka lalu meminta diberhentikan oleh pihak pengelola akan tetapi tidak diperkenankan.
Selanjutnya mereka hanya ditempatkan di ruangan dan juga rumah milik pengelola.
Baca: Korban Meninggal Akibat Gempa Cianjur Capai 602 Jiwa
“Kemungkinannya mereka tidak diizinkan berhenti bekerja sebab biaya yang cukup besar pada saat mendatangkan beberapa WNI asal Sulawesi Utara ini,” ujarnya.
Sehingga mereka berusaha agar bisa menghubungi pihak KBRI di Kamboja, lantas pihak KBRI berkoordinasi bersama pihak kepolisian Kamboja yang ada di Phnom Penh.
Setelahnya, pihak KBRI di Kamboja berkoordinasi kepolisian Kamboja, Atase Kepolisian Thailand, serta Atase Pertahanan di Kamboja untuk membebaskan mereka dari tersebut. Lokasi ini berjarak sekitar 7-8 jam berkendaraan dari Phnom Penh, ibu Kota Kamboja.
Baca: Viral Oknum ASN di Sulawesi Utara Berbuat Arogan Terhadap Pengendara Motor
“Usai dikeluarkan dari Poipet, mereka langsung dibawa ke markas kepolisian Kamboja di Phnom Penh. Melihat kondisi saat ini mereka dalam keadaan baik juga sehat,” kata Abast.
Dia juga menepis isu terkait adanya penganiayaan secara fisik terhadap para WNI tersebut. Karena berdasarkan hasil
Menurut Dir Reskrimum Polda Sulawesi Utara Kombes Pol Gani Siahaan , berdasarkan pengakuan beberapa WNI, mereka tidak menerima penganiayaan secara fisik.
“Namun menurut mereka memang terjadi intimidasi ataupun ditakut-takuti akan dilakukan kekerasan atau lain sebagainya namun tidak mendapatkan penganiayaan secara fisik,” jelas dia.
Baca: Ulama di Sulawesi Selatan Sebut Aksi Bom Bunuh Diri Merupakan Tindakan Kufur
Sementara ini semuanyan telah berada di kepolisian Kamboja yang berada di Phnom Penh. Abraham Abast menjelaskan, asesmen dilaksanakan oleh Interpol Indonesia (Divhubinter Polri), Polda Sulawesi Utara serta KBRI di Kamboja.
Abast menegaskan, kegiatan asesmen dilaksanakan oleh Ses NCB Interpol Indonesia Divhubinter Polri Brigjen Pol Amur Chandra, Atase Kepolisian di Thailand Kombes Pol Endon Nurcahyo, Atase Pertahanan di Kamboja Kolonel CPM Mochamad Rizal, serta Staf KBRI di Kamboja.
“Usai asesmen oleh pihak kepolisian Kamboja, mereka langsung dibawa ke KBRI di Kamboja, serta selanjutnya akan difasilitasi hingga kembali ke Indonesia,”terangnya. (*/NRU)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News