Sarat Nilai Etnis, Desainer Eropa Tergila-gila Tenun Luwu

waktu baca 2 menit
Ket. Tenun Luwu Timur yang dipamerkan di INACRAFT 2023 (Foto/Facebook/Dinas Kominfo SP Luwu Timur)

, gemasulawesi – Hingga akhir pekan kerajinan tangan khas Sulsel laris manis di 2023, bahkan Raya sampai digilai desainer Eropa dan diborong habis.

Ahmadi Akil, Kepala Dinas Perindustrian Provinsi (Sulsel), mengungkapkan bahwa saat ini produk-produk kreatif dari daerah seperti kain etnik, anyaman serat alam, anyaman bambu, dan fashion telah menjadi tren yang sangat diminati oleh masyarakat.

Tren ini terbukti sangat populer di acara 2023 yang sedang berlangsung.

Baca Juga : Parigi Moutong Dukung Industri Kerajinan Kain Tenun Butija

Ahmad Akil menyebutkan, Rongkong dari Utara, dan Timur paling disukai desainer Eropa, bahkan terlihat memborongnya.

Australia sendiri lebih banyak membeli batik khas Bantaeng yang berwarna khas dan bercirikan lambang daerah Bantaeng serta tulisan Lontara Butta Toa.

Diakuinya, dan kain kain etnik lebih disukai para desainer lokal maupun mancanegara.

Baca Juga : Palu Kembangkan Kain Tenun Khas Bernuansa Historis

Kain etnik semakin diminati oleh desainer karena kain tersebut memberikan nilai tambah dalam koleksi busana mereka, baik dari segi keunikan motif dan teknik tenunnya maupun nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Desainer juga dapat memadukan kain etnik dengan bahan-bahan modern untuk menciptakan tampilan busana yang unik dan menarik perhatian.

Dengan memasukkan kain etnik dalam koleksi busana, desainer juga turut mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.

Sedangkan kerajinan bambu dari Barru Enrekang banyak dipesan dan dibeli oleh pengunjung dari Jepang.

Baca Juga : Mendag Lutfi, Apresiasi Pameran Kain Tenun Batak

Untuk kerajinan emas dari Makkasar, umumnya pembeli dari lokal dan nilai transaksinya bisa mencapai Rp 300 jutaan sejak dibuka pada awal Maret 2023.

Tak hanya laku terjual on the spot, transaksi untuk ekspor pun berhasil didapatkan oleh Kab Kota di Sulsel tersebut.

Sebut saja dari Prancis, Australia dan Jepang yang ingin memesan dan kain batik lebih banyak lagi.

Ahmadi mengaku gembira dengan pencapaian pintu ekspor yang semakin terbuka setelah ini.

Baca Juga : Kain Tenun Motif Raja dan Tadulako Dapat Hak Kekayaan

Sebelumnya, pasar kain etnik dan kerajinan tangan dari Sulsel hanya diketahui oleh pasar nasional saja. (*/YN)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News

 


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.