Terancam Diblokir oleh Kominfo, ChatGPT Ternyata Belum Terdaftar di PSE

waktu baca 4 menit
Foto: ilustrasi kecerdasan buatan/Pexels/Tara Winstead

Nasional, gemasulawesi – Belakangan ini, ramai penggunaan teknologi berbasis atau yang lebih dikenal sebagai Artificial Intelligence (AI).

Selain karena mudah untuk digunakan, teknologi ini digadang-gadang bisa menggantikan tenaga manusia di masa depan lantaran hasil yang diperoleh lebih cepat daripada otak manusia.

Sebut saja Midjourney, yang dapat digunakan untuk menghasilkan gambar.

Baca: Ancaman Dijerat Pidana, Hacker Bjorka Bobol Data Surat Jokowi

Berbeda dengan manusia yang perlu waktu dalam menyempurnakan karya yang dibuatnya.

Midjourney akan memunculkan hasil yang diinginkan pada saat itu juga setelah penggunanya menuliskan deskripsi gambar yang dimaksud.

Namun tetap saja, hasilnya tidak sesempurna buatan manusia karena masih memiliki beberapa kelemahan.

Selain Midjourney, platform berbasis lainnya adalah .

Baca: Kominfo Galakkan Gerakan Nasional Literasi Digital

merupakan singkatan dari “Generative Pre-Trained Transformer”.

Platform ini dilatih OpenAI menggunakan (AI) yang berguna untuk menghasilkan jawaban terkait berdasarkan permintaan informasi dari pengguna.

Kelebihan lainnya adalah fleksibel dan efisien karena mengurangi waktu untuk menjawab pertanyaan yang sering diajukan, serta dapat digunakan untuk analisis bahasa alami, membangun asisten virtual, dan masih banyak lagi.

Baca: Wapres Minta Kominfo Beri Layanan Tol Langit ke Papua

Sayangnya, platform ini dipermasalahkan oleh karena belum terdaftar di Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).

Menurut Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, di satu sisi teknologi ini memiliki manfaat. Namun, di sisi lain berpotensi terhadap masyarakat untuk memperoleh informasi yang tidak tepat atau data-data yang tidak benar.

Baca: Ini Dia Kegunaan Peduli Lindungi akan Berubah Jadi Platform Satu Sehat

Sebelumnya, tengah dikaji oleh , bahkan sudah teridentifikasi salah satu jenis yang wajib didaftarkan ke PSE. Jika tidak didaftarkan sesegera mungkin ke PSE sudah pasti platform tersebut akan diblokir.

Diduga rencana pemblokiran ini awalnya karena mengeluarkan layanan berbayar sekitar Rp 300 ribu per bulan. Inilah yang menjadi masalah, karena untuk itu mereka harus daftar PSE.

Baca: Platform Transportasi Online Tetanggaku akan Kembali Hadir di Indonesia, Simak Kelebihan dan Kekurangannya

Kabar ini tentu menuai banyak komentar publik, terutama penggiat teknologi dan para konten kreator.

Salah satunya konten kreator bernama Raymond Chin yang aktif membuat video di YouTube.

“Ini platform menurut gue bermanfaat dan mindblowing ya, dan problemnya tuh sampe sekarang belum daftar PSE,” ucap Raymond dalam video yang diunggah ke kanal YouTube pribadinya pada 8 Maret 2023.

Raymond juga menyayangkan apabila diblokir oleh .

“Kalo misalnya terjadi blokir, sayang,” lanjutnya.

Memang kasusnya tidak seramai saat Paypal diblokir, karena menurutnya masyarakat umum masih banyak yang kurang familiar dengan ini.

Berbeda dengan Paypal yang dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari, contohnya berbelanja atau menerima uang. Banyak pekerja kreatif, konten kreator dan para pengusaha yang memanfaatkan Paypal, sehingga dampaknya sangat terasa sekali.

Padahal ini cukup membantu dalam sebuah penulisan. Seperti yang disampaikan oleh beberapa viewers di video tersebut.

“Asli bantu banget dalam pengerjaan skripsi, semoga ini ga perlu diblokir sih,” tulis Nugy Nug**** dalam kolom komentar.

Beberapa komentar lainnya membagikan pengalaman mereka saat menggunakan .

“Aneh sekali ini . Saya pakai ini untuk marketing dan ya lumayan membantu sekali terutama tanpa dedicated team atau ahli,” menurut seseorang bernama Akrom Ju***.

membantu saya memulai bisnis, membantu saya menyusun business plan, financial projection, social media marketing, dan lain lain. Sangat sangat sangat sayang banget kalo di blok,” keluh seorang warganet bernama Givin Nat*****.

Selain pengguna yang menyayangkan diblokir, ada juga yang berkomentar mengenai kinerja .

“Orang-orang kayanya diisi oleh orang-orang yang ga ngerti dengan bidang yang seharusnya, jadinya begini. Coba kalau pasang menteri atau bawahan-bawahannya adalah orang yang benar sesuai bidang/keahliannya, bukannya titipan partai saja,” tulis Syahrul Sh***** pada kolom komentar.

Demikian informasi mengenai kasus yang terancam diblokir oleh . (*/Lisa)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.