gemasulawesi.com – Berita Terkini Indonesia Hari Ini
Berita Terupdate dan Terkini Indonesia, Sulawesi Tengah, Palu, Poso, Parigi Moutong
TikTok Meluncurkan Perlindungan Keamanan Bagi Penggunanya di Eropa
Internasional, gemasulawesi – TikTok telah mengumumkan rencanya untuk melakukan perlindungan data pribadi bagi penggunanya di seluruh Eropa.
Rancangan program yang diberi nama sebagai Project Clover yaitu melibatkan data pengguna yang akan disimpan di server yang ada di Irlandia dan Norwegia dengan biaya tahunan yang akan dikeluarkan mencapai 1,1 miliar Euro.
“Kami akan menyimpan data di dua server di Irlandia tetapi kami juga akan menggunakan pusat data di Norwegia untuk tujuan yang sama di bawah Project Clover,” kata Theo Bertram, wakil presiden TikTok.
Baca : Gedung Putih Meminta Kepada Lembaga Pemerintah untuk Menghapus TikTok untuk Menjaga Keamanan
TikTok sebagai platform media sosial yang memiliki lebih dari 1 miliar pengguna di seluruh penjuru dunia dan memiliki lebih dari 150 juta pengguna di Eropa.
Penggunaan server data Irlandia dan Norwegia akan menelan biaya TikTok 1.2 miliar Euro per tahun.
“Kami akan memperkenalkan sistem berupa pseudonimisasi data pribadi sehingga seseorang tidak dapat dilakukan identifikasi tanpa informasi tambahan,” kata Theo Bertram.
Baca : Instagram Akan Ubah Konsep Layanan Berbasis Video
Di bawah sistem Clover, kontrol data pengguna akan dipantau oleh perusahaan keamanan siber milik pihak ketiga yang ada di Eropa, meskipun TikTok belum menyebutkan nama mitra keamanannya.
Tahun lalu TikTok telah mengkonfirmasi diseluruh dunia bahwa pihak perusahaan dapat mengakses data pengguna untuk memastikan pengalaman mereka di platform dengan konsisten, menyenangkan, dan aman.
“Data pengguna Eropa yang ada ialah digunakan untuk melakukan pemeriksaan pada kinerja algoritmenya, yang merekomendasikan konten terbaik kepada pengguna, dan melacak akun otomatis yang berbahaya,” kata Theo Bertram.
Baca : Youtube Kalah Telak Dengan Tiktok, Apa yang Terjadi?
Rencana TikTok di Eropa mencerminkan rencana untuk meyakinkan AS tentang data pengguna, yang disebut Project Texas.
Di bawah rencana AS, TikTok akan menyimpan data dari pengguna Amerika di AS di server yang dijalankan oleh perusahaan teknologi Oracle.
“Kami juga akan memantau algoritme dan kode sumber TikTok untuk mencoba meredakan kekhawatiran bahwa negara China dapat memengaruhi apa yang dilihat orang di aplikasi serta memeriksa pembaruan dan mengirimkannya di aplikasi Google dan Apple Store,” kata perwakilan perusahaan Oracle.
Baca : Nelayan Hina Polri dan Bendera Merah Putih di Aceh Terancam Lima Tahun Penjara
Kekhawatiran tentang data TikTok telah meningkat oleh kekhawatiran bahwa perusahaan dapat dipaksa secara hukum untuk menyerahkan data oleh pemerintah China.
TikTok yang menyimpan data pengguna globalnya di Amerika Serikat serta Singapura telah membantah data penggunanya dapat diakses atau dimanipulasi oleh pemerintah China.
“Pemerintah China hingga saat ini tidak pernah meminta data pengguna kepada kami dan jika mereka mau kami akan menolak untuk melakukannya secara tegas,” kata Theo Bertram.
Baca : Argentina Incar Sayap Kiri Prancis, Akan Jadi Laga yang Hebat
Bulan lalu Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa melarang TikTok dari ponsel dan perangkat kerja, sementara parlemen Eropa juga telah melarang aplikasi dari ponsel staf.
Namun, Inggris telah mengesampingkan langkah serupa meskipun ada lobi dari politisi Konservatif, termasuk mantan pemimpin Tory Iain Duncan Smith.
“Kami tidak memiliki bukti yang menunjukkan ada keharusan untuk melarang orang menggunakan TikTok,” kata Michelle Donelan, sekretaris negara untuk sains, inovasi, dan teknologi Inggris. (*/Siti)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News