Internasional, gemasulawesi – Charles Harb merupakan seorang profesor psikologi sosial dan politik di Institut Studi Pasca Sarjana Doha di Qatar dan baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang menarik soal Hamas.
Menurut Charles Harb, dengan perang yang dimulai sejak tanggal 7 Oktober 2023, Hamas untuk pertama kalinya melepaskan diri dari penjara terbuka di Jalur Gaza.
Diketahui jika Jalur Gaza yang merupakan pusat kekuasaan Hamas adalah salah satu penjara yang paling diawasi dan dikontrol di muka bumi.
“Tanggal 7 Oktober 2023 juga dapat dikenang sebagai hari dimana rasa sakit akhirnya melahirkan Timur Tengah yang baru,” katanya.
Harb menuturkan jika agresi ini juga memiliki potensi untuk menjadi perang Arab-Israel yang terakhir.
“Selama hampir 1 abad ini, perang terus menerus berkobardi Palestina karena usaha dari penjajah Israel yang sejujurnya salah arah dan diwujudkan dalam kengerian yang disebut dengan Nakba,” jelasnya.
Charles Harb mengungkapkan jika di tahun 1936, orang-orang Palestina memberontak melawan proyek Zionis, namun, di tahun 1948, Nakba menandai kekalahan dalam pertempuran untuk Palestina.
“Saat itu, mereka dibantai, desa-desa mereka dihancurkan dan juga dicuri dengan ratusan ribu orang diusir dari tanah air mereka sendiri,” ujarnya.
Profesor tersebut menyampaikan tanpa adanya intervensi dari pihak luar, maka rakyat Palestina dan Arab yang hidup di bawah pendudukan penjajah Israel selama ini tidak punya pilihan lain selain berjuang untuk kelangsungan hidup mereka.
Baca Juga:
Kecam Agresi, Presiden Aljazair Sebut Tindakan Penjajah Israel Adalah Aib untuk Seluruh Umat Manusia
“Itu dilakukan mereka dengan segala cara yang mereka bisa,” jelasnya.
Dia menekankan jika dengan setiap kegagalan yang diperoleh penjajah Israel untuk memberantas Hamas yang mereka sebut organisasi teroris setiap tahunnya, Hamas menjadi semakin kuat dan semakin berpengalaman.
“Mereka bertambah semakin matang dan juga semakin percaya diri dan ini adalah fakta,” tegasnya.
Charles Harb memaparkan jika Hamas kini tidak lagi sendirian karena mereka dapat lebih berkoordinasi dengan lebih bebas dan juga bekerja sama dengan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. (*/Mey)