Kupas tuntas, gemasulawesi – Mengangkat tongkat estafet dari masa lalu yang penuh kepahitan, The Forgotten Battle muncul sebagai film perang yang tak hanya memikat, tetapi juga menceritakan kisah nyata dengan sentuhan artistik yang memukau.
Dalam berbagai fakta menarik yang terselip dalam liputan film ini, kita bisa merasakan bagaimana kekuatan dana dan komitmen menyatu menjadi karya yang mengguncang.
Memahat posisi yang tinggi, film ini menjadi salah satu dari sepuluh karya terbaik dalam genre perang di berbagai negara.
Biaya produksinya yang melambung tinggi, sekitar 14 juta euro, menjadikannya film termahal kedua yang pernah dihasilkan di Belanda.
Di balik angka fantastis ini terdapat peran lembaga-lembaga pendanaan seperti Netherland Film Fund, CoBo, Flemish Audiovisual Fund, dan Belgian Tax Shelter, yang memberikan kesejukan bagi ambisi sutradara, Matthijs Van Heijningen Jr.
Dampak dari dana yang melimpah ini tercermin dalam tampilan visual yang mencengangkan dan penggarapan audio yang menakjubkan.
Enam penghargaan prestisius berhasil diraihnya, termasuk Best Editing, Best Sound Design, Best Costume Design, dan Best Film.
Bahkan, sang sutradara, Matthijs Van Heijningen Jr, meraih penghargaan sebagai Best Director of A Feature Film dan Best Cinematography. Setiap frame menorehkan jejak visual yang tak terlupakan.
Namun, di balik sorotan teknis yang cemerlang, film ini memilih pandang yang lebih dalam.
Ia menggambarkan suara perang dari sudut pandang yang jarang terpikirkan yaitu remaja yang terlibat dalam pergolakan tersebut.
Ketiga tokoh utamanya, Teun, Marinus, dan Will, masing-masing memaparkan sudut pandang unik mereka.
Dalam perjuangan yang diperdebatkan oleh pilihan, ketiganya menyatukan kekuatan demi satu tujuan: kebebasan.
Namun, kejutan sesungguhnya datang dari seorang aktor yang berhasil melompat keluar dari perannya yang melekat.
Tom Felton, dikenal sebagai Draco Malfoy dalam dunia Harry Potter, tampil sebagai Tony Turner, seorang co-pilot di Angkatan Udara Inggris. Transformasi aktingnya yang mengesankan telah meraih pujian yang berlimpah.
Dalam atmosfer film ini, kata-kata bukan lagi penguasa.
Ekspresi mata dan raut wajah menggantikan dialog panjang, memancarkan emosi yang tak terucapkan.
Kehilangan, kesedihan, dan perasaan yang tak terungkapkan tercermin dalam setiap adegan.
Film ini tidak hanya berbicara tetapi ia merasuki jiwa penonton, menggiring mereka dalam perjalanan penuh emosi.
Visual yang menawan dan efek suara yang menghanyutkan, The Forgotten Battle memilih jalur yang berbeda.
Pengambilan gambar di berbagai lokasi, termasuk Belanda, Belgia, dan Lithuania, menyatukan atmosfer yang autentik.
Penonton jelas dapat merasakan perjalanan yang tak terlupakan melalui kisah ini.
Jadi, jangan biarkan diri Anda terpaku oleh tampilan pertama.
Di balik visual perang yang epik, The Forgotten Battle memiliki kedalaman yang menggugah hati dan memori.
Sebuah film yang tak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi dan merenungkan sudut pandang yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Temukan pengalaman yang tak terlupakan dalam film ini, hanya di layanan streaming Netflix. (*/CAM)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News