Kupas Tuntas, gemasulawesi – Ketika Anda mengunjungi Pulau Madura, terutama Bangkalan, Anda akan menemukan monumen megah yang tak bisa Anda lewatkan yaitu Jembatan Suramadu.
Jembatan ini bukan hanya menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura, tetapi juga merupakan gerbang menuju ke daerah yang menyimpan kekayaan kuliner khas Bangkalan yang lezat dan terjangkau harganya.
Bahkan, beberapa hidangan khas Bangkalan ini memiliki nama yang unik dan misterius, mulai dari nasi campur Pocong hingga mie pangsit Aming.
Baca juga: 3 Destinasi Wisata Malang yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan: Memukau dengan Keindahan Alamnya
Sekarang, mari kita menjelajahi beberapa kuliner malam yang terkenal di Bangkalan dan dikenal dengan nama yang unik, serta memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
- Warung Nasi Campur Pocong
Warung Nasi Campur Pocong, yang telah berdiri sejak tahun 2010, telah menjadi ikon kuliner Bangkalan yang tak pernah berhenti beroperasi.
Warung ini buka hingga subuh, dan semakin pagi, tempat ini semakin ramai dengan pengunjung yang lapar.
Baca juga: 3 Destinasi Wisata Malang yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan: Memukau dengan Keindahan Alamnya
Porsi nasi campur Pocong sangat murah, berisi oseng buncis wortel, hati ampela, ikan cakalang, tahu, mie dan sambal khas dengan porsi yang sangat besar.
Tempatnya agak tersembunyi, terletak di dalam gang pemukiman warga, jadi sebaiknya Anda mengandalkan bantuan Google Maps untuk menemukannya.
- Sate Mak Cenneng
Sate Mak Cenneng adalah warung yang telah ada sejak tahun 1914, bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca juga: 3 Destinasi Wisata Malang yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan: Memukau dengan Keindahan Alamnya
Warung ini bahkan menjadi menu favorit bagi penjajah Belanda, dan saat ini dikelola oleh generasi kedua, namun cita rasanya tetap sama seperti dulu.
Selain sae, mereka juga menyajikan gule dengan irisan ketupat yang empuk dan gurih.
Warung ini terletak sangat strategis karena berdekatan dengan makam Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, sehingga banyak pengunjung makam yang mampir ke satai legendaris ini.
Baca juga: 7 Destinasi Wisata Bersejarah di Blitar: Mengintip Jejak Sejarah yang Mempesona
- Mie Pangsit Aming
Konon, selama 3 tahun pertama, Bapak Aming sang pemilik warung berjualan dengan gerobak keliling.
Namun, pada tahun 2010, Bapak Aming memutuskan untuk menetap di lokasi kediamannya.
Harga sepiring mie pangsit di sini sangat terjangkau, biasanya tidak lebih dari Rp 10 ribu, namun keunikan mereka terletak pada kerupuknya yang tidak menggunakan kulit pangsit, melainkan menggunakan stick bawang yang begitu gurih. (*/Riski Endah Setyawati)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News