Jakarta, gemasulawesi - Banjir akibat luapan Kali Ciliwung masih menjadi masalah di sejumlah wilayah Jakarta Timur.
Hingga hari ini sekitarpukul 15.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan 29 rukun tetangga (RT) masih terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 180 sentimeter.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menjelaskan bahwa genangan air sudah menunjukkan penurunan dari sebelumnya 32 RT menjadi 29 RT.
"Penurunan terjadi sebesar 0,095% dari total 30.772 RT di DKI Jakarta," jelas Isnawa Adji.
Meski demikian, sejumlah wilayah masih terdampak cukup parah, terutama di sekitar Kali Ciliwung.
Data BPBD menunjukkan wilayah terdampak terbesar berada di Kelurahan Bidara Cina dengan total 14 RT terendam banjir dengan ketinggian air antara 80 hingga 130 sentimeter.
Selain itu, Kelurahan Kampung Melayu mencatat 13 RT terdampak dengan ketinggian mencapai 180 sentimeter.
Sementara itu, Kelurahan Cawang memiliki dua RT yang masih tergenang dengan ketinggian air 70 sentimeter.
Di sisi lain, beberapa wilayah yang sebelumnya tergenang kini dilaporkan sudah surut.
Beberapa di antaranya adalah Kelurahan Sukabumi Selatan (3 RT), Cipinang Muara (1 RT), dan Pejaten Timur (5 RT). Total ada 27 RT di berbagai kelurahan yang banjirnya telah surut.
Banjir juga berdampak pada pengungsian warga. Isnawa Adji menyebutkan ada 10 kepala keluarga (KK) dengan total 43 jiwa yang mengungsi.
Mereka saat ini berada di dua lokasi posko, yaitu di RW 05 dan RW 011 di Kelurahan Bidara Cina.
"Kami terus memantau perkembangan di lapangan dan memastikan bantuan kepada pengungsi berjalan lancar," ujar Isnawa.
BPBD DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan deras dan luapan air sungai.
Langkah-langkah mitigasi, termasuk memindahkan barang-barang penting ke tempat yang lebih tinggi, disarankan untuk mencegah kerugian lebih besar.
Pemerintah juga terus berupaya mempercepat proses penyurutan air di kawasan terdampak banjir.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan aliran air dan pengerukan sungai di Jakarta untuk meminimalisasi dampak banjir.
Sebagai salah satu daerah yang rutin terdampak, warga Jakarta Timur berharap solusi jangka panjang dapat segera direalisasikan. (*/Shofia)