Parigi Moutong, gemasulawesi - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Parigi Moutong terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) penyusunan soal ujian semester berbasis Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).
Kegiatan ini difokuskan pada penguatan kemampuan literasi dan numerasi bagi para guru mata pelajaran yang mengajar di jenjang Sekolah Dasar (SD).
Bimtek tersebut dilaksanakan pada Senin, 19 Mei hingga Selasa, 20 Mei 2025, dan menjadi bagian dari strategi untuk menyelaraskan evaluasi pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka.
Plt Kepala Disdikbud Parimo, Sunarti, membenarkan pelaksanaan kegiatan tersebut pada Rabu, 21 Mei 2025.
Baca Juga:
Suplai Air Bersih dari PDAM Makassar Dilaporkan Terganggu di 13 Titik
“Kami telah melaksanakan Bimtek penyusunan soal ujian semester kenaikan kelas ini,” jelas Sunarti.
Ia menegaskan pentingnya pemahaman guru terhadap struktur soal ujian yang berbasis kompetensi minimum, sebagai bentuk penyegaran terhadap sistem evaluasi siswa. Dalam kegiatan ini, Disdikbud Parimo menghadirkan perwakilan lima guru mata pelajaran dari kelas 1 hingga kelas 5 di setiap kecamatan, melalui penunjukan langsung oleh Koordinator Wilayah (Korwin).
Langkah ini dinilai penting untuk memperkenalkan pendekatan baru dalam penilaian hasil belajar siswa.
Sunarti menambahkan bahwa ujian semester kini tidak hanya menjadi alat evaluasi bagi siswa, tetapi juga menjadi refleksi bagi guru dalam menyusun soal berdasarkan pemahaman siswa terhadap materi, bukan sekadar hafalan.
Baca Juga:
FKPT Sulawesi Tengah Ingatkan Generasi Muda untuk Jangan Tertipu dengan Bujuk Raju Pelaku Teror
Dengan mengacu pada prinsip literasi dan numerasi, para guru diarahkan untuk membuat soal-soal yang mengukur kemampuan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah.
Meskipun demikian, Sunarti mengungkapkan masih terdapat guru yang cenderung menggunakan kurikulum lama, seperti Kurikulum 2013 (K13) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dalam penyusunan soal ujian.
Padahal, kurikulum yang berlaku saat ini menuntut pendekatan yang lebih kontekstual dan berorientasi pada kompetensi siswa.
“Dengan kurikulum merdeka ini, mereka harus menyesuaikan. Jadi guru Mapel tidak ngambang lagi saat membuat soal,” ujarnya.
Disdikbud Parimo berharap agar 115 peserta Bimtek yang mewakili 23 kecamatan dapat menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan melakukan pengimbasan di wilayah masing-masing.
Salah satu bentuk pengimbasan yang diharapkan adalah menyelenggarakan pertemuan dengan guru mata pelajaran kelas 1 hingga kelas 5 yang belum mengikuti pelatihan tersebut. Dengan demikian, seluruh guru dapat menerapkan penyusunan soal yang seragam dan sesuai dengan pendekatan AKM.
Langkah strategis ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam pelaksanaan ujian semester, serta menjadi bagian dari proses pembelajaran yang lebih bermakna dan menyeluruh. (*/Risco)