Internasional, gemasulawesi – Seorang warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka pada Minggu dini hari, tanggal 9 Maret 2025 waktu setempat, akibat tembakan pasukan penjajah Israel di lingkungan Shujaiya, timur Kota Gaza.
Menurut sumber medis, seorang warga Palestina dari keluarga Ebeid tewas dan beberapa lainnya terluka ketika pasukan penjajah Israel melepaskan tembakan di daerah Shujaiya.
Para korban menjadi sasaran ketika berada di sekitar lokasi kejadian yang mengakibatkan jatuhnya korban.
Selain itu, pesawat tak berawak penjajah Israel menembaki warga di daerah Zafarana di sebelah timur kamp pengungsi Maghazi di Jalur Gaza tengah meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Di sisi lain, Kementerian Urusan Perempuan Palestina telah merilis laporan komprehensif untuk memperingati Hari Perempuan Internasional yang menyoroti dampak agresi militer penjajah Israel yang parah dan meluas terhadap perempuan Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, Jalur Gaza, dan diaspora.
“Agresi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah menimbulkan korban yang sangat besar di kalangan perempuan dengan 12.298 perempuan telah kehilangan nyawa mereka akibat serangan udara dan juga serangan militer penjajah Israel,” bunyi laporan itu.
Selain itu, sebanyak 928 warga Palestina, termasuk dengan perempuan dan anak-anak, telah tewas di Tepi Barat sejak pecahnya perang.
Sekitar 1 juta perempuan di Jalur Gaza telah mengungsi secara paksa dan total 1,2 juta orang termasuk dengan banyak perempuan dan anak-anak telah kehilangan rumah mereka.
Baca Juga:
3 Warga Palestina Terluka Akibat Tembakan Penjajah Israel di Jalan Salah al-Din Jalur Gaza Tengah
Pengungsian massal ini telah membuat perempuan rentan terhadap kemiskinan, kekerasan, dan kurangnya akses ke layanan dasar.
Laporan itu menyoroti krisis ekonomi yang parah, khususnya bagi perempuan di Jalur Gaza.
Angka pengangguran di kalangan perempuan telah melonjak hingga 95 persen dibandingkan dengan 67,6 persen sebelum perang.
Selain itu, 90 persen perempuan hamil dan menyusui di Jalur Gaza tidak memiliki akses terhadap gizi yang memadai. (*/Mey)