Internasional, gemasulawesi - Seorang pejabat tinggi di bidang kemanusiaan dari PBB menyebut krisis kelaparan yang diumumkan di Kegubernuran Gaza sebagai sebuah bencana besar.
Ia menekankan bahwa kondisi ini sebenarnya bisa diperkirakan dan dihindari jika tidak ada hambatan dalam penyaluran bantuan.
Krisis tersebut terjadi akibat sengaja dipicu oleh Israel dengan menghalangi masuknya bantuan ke wilayah tersebut.
Tom Fletcher mengatakan, “Ini adalah bencana kelaparan yang sebenarnya bisa kita cegah seandainya kita diizinkan,” saat konferensi pers di Jenewa.
Baca Juga:
KPK Tetapkan Irvian Bobby Mahendro dan 10 Tersangka Kasus Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
Persediaan makanan saat ini menumpuk di perbatasan akibat kendala yang disengaja oleh Israel.
Menurutnya, situasi ini merupakan bencana kelaparan yang ironis karena terjadi sangat dekat dengan area yang memiliki tanah subur.
Jarak antara lokasi krisis dan sumber makanan hanya beberapa ratus meter saja.
Hal ini menunjukkan betapa tragisnya kondisi tersebut, di mana bantuan seharusnya bisa disalurkan dengan mudah.
Baca Juga:
Program Makan Bergizi Gratis Dorong UMKM dan Perkuat Rantai Pasok Nasional
Fletcher menyebut peristiwa ini sebagai “kelaparan di era modern yang dipantau oleh drone dan teknologi militer paling canggih yang pernah ada dalam sejarah.”
“Kelaparan ini secara terang-terangan digunakan oleh sejumlah pemimpin Israel sebagai alat perang. Kita semua menjadi saksi atas kondisi ini. Semua pihak memiliki tanggung jawab atas kejadian ini. Kelaparan di Gaza merupakan masalah kelaparan yang harus diperhatikan dunia,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa krisis ini sangat berdampak buruk bagi penduduk Gaza, terutama mereka yang paling lemah.
Ia menjelaskan bahwa kelaparan memaksa orang tua harus menentukan anak mana yang harus diberi makan terlebih dahulu, serta membuat banyak orang rela mempertaruhkan nyawa demi mencari makanan.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Copot Wamenaker Immanuel Ebenezer Tersangka Kasus Pemerasan K3
Permintaan itu sangat jelas dan tegas.
“Mereka menyerukan agar gencatan senjata segera diterapkan. Semua jalur penyeberangan di utara dan selatan harus dibuka kembali. Selain itu, mereka meminta agar distribusi makanan dan kebutuhan lainnya bisa dilakukan tanpa hambatan dan dalam jumlah besar yang diperlukan, serta mendesak agar tindakan balasan segera dihentikan.”
“Bagi sebagian orang di Gaza, waktu sudah terlalu sempit, tapi masih ada harapan bagi yang lain,” ujarnya.
Pernyataan Fletcher muncul menyusul konfirmasi dari Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) mengenai kondisi kelaparan di Kegubernuran Gaza.
Baca Juga:
Nintendo Umumkan Aplikasi Hello, Mario! untuk Anak-Anak dan Balita, Begini Cara Kerjanya
Wilayah ini merupakan salah satu dari lima area di Jalur Gaza yang terdampak parah.
Sejak Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 62 ribu warga Palestina di sana.
Para pengawas kelaparan internasional memperkirakan bahwa kondisi kelaparan akan meluas ke wilayah Deir al-Balah dan Khan Younis dalam beberapa minggu mendatang. (*/Zahra)