Bukan Hanya Lempeng Anatolia, Pengaruh Tata Surya Juga Bisa Menjadi Penyebab lain Gempa di Turki

Bangunan rusak di Turki akibat gempa (Foto/Instagram @infokrw)

Internasional, gemasulawesi – Bukan hanya lempeng anatolia, akan tetapi pengaruh tata surya bisa juga menjadi penyebab lain gempa di Nurdagi, Provinsi Gaziantep, Turki pada Senin 6 Februari 2023 kemarin.

Sebuah lembaga penelitian di Belanda bernama Solar System Geometry Survey (SSGEOS) mengungkapkan penyebab lain gempa Turki.

Selama ini SSGEOS adalah lembaga yang memantau pegerakan geometri antar benda langit. Dari hasil pemantauan tersebut aktivitas seismik dipengaruhi geometri antar benda langit.

Baca: Jumlah Kematian Akibat Gempa Turki Melewati 16.000 Orang

Lembaga penelitian itu menganalisa bahwa pergerakan geometri antar benda langit juga bisa mempengaruhi aktivitas seismik.

Lembaga penelitian itu menganalisa bahwa pergerakan geometri antar benda langit juga bisa mempengaruhi aktivitas seismik. Hal tersebut dituliskan di akun twiteer milik SSGEOS.

Lembaga SSGEOS mulai dibicakan publik usai salah satu penelitinya, yaitu Frank Hoogerbeets memprediksi gempa Turki dan Suriah, sebelum peristiwa yang merengut puluhan ribu jiwa itu terjadi.

Baca: WHO Memperkirakan Korban Gempa Bumi di Turki Mencapai 23 Juta Jiwa

Dalam akun twiteer miliknya Frank Hoogerbeets menuliskan cepat atau lambat akan ada gempa M 7,5 di wilayah Turki tengah hingga selatan, Yordania, Suriah, serta Lebanon tulisnya pada tanggal 3 Februari 2023.

Dalam akun twiteer miliknya Frank Hoogerbeets menuliskan cepat atau lambat akan ada gempa M 7,5 di wilayah ini Turki tengah hingga selatan, Yordania, Suriah, serta Lebanon) tulisnya pada tanggal 3 Februari 2023.

Tiga hari berselang usai cuitan Frank Hoogerbeets itu, benar saja negara yang dijuluki Transkontinental diguncang gempa berkekuatan 7,8 magnitudo.

Baca: Jumlah Korban Tewas Akibat Gempa Turki Bertambah Menjadi 15.000 Orang dan Banyak Kritikan Akibat Lambannya Evakuasi

Meski prediksi Frank Hoogerbeets terkait gempa itu terbukti, namun ia tak mengetahui kapan waktu gempa itu terjadi. Bahkan Frank Hoogerbeets salah menebak kekuatan gempa yang terjadi di Turki dan suriah.

SSGEOS pun menyebutkan, meski pergerakan geometri antar benda langit mempengaruhi aktivitas seismik. Lembaga itu secara terang-terang menyebutkan bila belum bisa memprediksi tanggal, waktu, lokasi, juga kekuatannya.

SSGEOS pun menyebutkan, meski pergerakan geometri antar benda langit mempengaruhi aktivitas seismik. Lembaga itu secara terang-terang menyebutkan bila belum bisa memprediksi tanggal, waktu, lokasi, juga kekuatannya.

Baca: Perkembangan Terbaru Gempa Turki Menewaskan Lebih Dari 11.200 Orang

“Gempa dikelompokan pada kekuatanya yang terjadi dalam satu waktu tertentu, kemudian seringkali gempa yang terjadi saat planet berada di posisi tertentu di tata surya, kami memfokuskan pada gempa yang berkekuatan lebih dari 6 magnitudo,” jelas lembaga itu dalam akun twiteernya. (*/NRL)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News

Bagikan: