Kupas Tuntas, gemasulawesi - Oracle dan Microsoft berencana untuk mengambil alih operasi TikTok AS, menurut laporan baru.
Perusahaan tersebut tengah berunding dengan ByteDance dan kesepakatan tersebut akan memungkinkan aplikasi asal Tiongkok tersebut memiliki saham kecil di perusahaan tersebut.
Dilansir dari Techlusive, kesepakatan yang dilaporkan difokuskan pada meminimalkan keterlibatan Tiongkok dan kepemilikan negara itu di perusahaan tersebut.
Jika kesepakatan tersebut terjadi, Oracle akan memantau semua pengumpulan data, pembaruan perangkat lunak, dan setiap informasi lainnya di dalam aplikasi tersebut.
Sebagai pengingat, Mahkamah Agung AS melarang TikTok dengan alasan keamanan nasional.
Namun setelah Donald Trump menjadi presiden AS, ia memberi perusahaan asal Tiongkok tersebut waktu 90 hari.
Batas waktu tersebut diberikan agar perusahaan tersebut mengalihkan operasinya di AS ke perusahaan AS mana pun atau bersiap untuk dilarang.
Ketika Donald Trump ditanya tentang negosiasi dan kesepakatan tersebut, ia membantah adanya keterlibatan langsung antara dirinya dan Oracle.
Trump mengatakan bahwa dia berbicara dengan banyak orang tentang TikTok dan ada minat yang besar terhadap platform media sosial ini.
Tetapi, dia belum berbicara dengan Oracle tentang hal itu.
“Banyak orang berbicara kepada saya (tentang nasib TikTok), orang-orang yang sangat penting, tentang pembeliannya dan saya akan membuat keputusan itu mungkin dalam 30 hari ke depan. Kongres telah memberikan waktu 90 hari. Jika kita bisa menyelamatkan TikTok, saya rasa itu akan menjadi hal yang bagus,” ujarnya.
Ada lebih banyak pihak yang tertarik untuk membelinya, termasuk Elon Musk, Kevin O’Leary, dan lain-lain.
TikTok tidak dapat diunduh dari Google Play Store dan App Store saat ini.
Pesan tersebut berbunyi, “Sesuai dengan penyedia layanan kami, TikTok sedang dalam proses memulihkan layanan.”
Mereka mengklaim berterima kasih kepada Trump karena sudah memberikan kejelasan dan jaminan yang diperlukan kepada penyedia layanan mereka.
Dia menjamin bahwa penyedia layanan itu tidak akan menghadapi hukuman karena menyediakan TikTok kepada “lebih dari 170 juta orang Amerika dan memungkinkan lebih dari 7 juta usaha kecil untuk berkembang.”
“Kami akan bekerja dengan Presiden Trump untuk solusi jangka panjang yang membuat TikTok tetap berada di Amerika Serikat,” kata pihak TikTok. (*/Armyanti)