Kupas Tuntas, gemasulawesi - Skype akan ditutup pada bulan Mei.
Versi terbaru aplikasi tersebut menyertakan pesan yang mengonfirmasikan berakhirnya layanan tersebut.
Dilansir dari GizChina.com, Microsoft, yang memiliki Skype, telah memutuskan untuk menghentikan layanan tersebut setelah lebih dari 20 tahun.
Selama bertahun-tahun, Skype menjadi pilihan utama untuk panggilan video dan audio.
Microsoft membelinya pada tahun 2011 seharga 8,5 miliar Dolar, dengan harapan akan menjadi alat komunikasi utama.
Namun, persaingan semakin ketat dengan munculnya WhatsApp, Zoom, dan Google Meet.
Microsoft juga memperkenalkan Microsoft Teams, yang menjadi platform komunikasi pilihannya.
Kemunduran Skype terjadi secara bertahap, dan meskipun ada pembaruan, popularitasnya menurun karena pengguna beralih ke alternatif yang lebih mudah dan lebih kaya fitur.
Microsoft Teams, yang diluncurkan pada tahun 2017, memainkan peran utama dalam perubahan ini.
Awalnya dirancang untuk bisnis, Teams dengan cepat menarik pengguna individu, dan keberhasilannya mengalahkan Skype, yang berjuang untuk mengimbanginya.
Yang menandai berakhirnya Skype adalah pesan yang ditemukan oleh XDA Developers dalam pembaruan terbarunya.
Disebutkan: “Mulai bulan Mei, Skype tidak akan tersedia lagi. Teruskan panggilan dan diskusi anda di Teams.”
Ini menegaskan keputusan Microsoft untuk menghentikan layanan tersebut.
Popularitas Teams meledak selama pandemi COVID-19, dan pada bulan Juli 2019, Teams memiliki 13 juta pengguna harian, sedangkan pada bulan November, jumlah tersebut tumbuh menjadi 20 juta.
Pada awal tahun 2020, seiring meningkatnya kerja jarak jauh, Teams mencapai 44 juta pengguna, dan pada bulan April, jumlahnya mencapai 70 juta.
Pada tahun 2021, jumlahnya melonjak menjadi 145 juta, dan antara tahun 2022 dan 2024, Teams tumbuh dari 270 juta menjadi 320 juta pengguna aktif harian.
Di sisi lain, jumlah pengguna Skype terus menurun, dan pada tahun 2022, pendapatannya turun di bawah 200 juta Euro.
Pada tahun 2023, jumlah pengguna hariannya turun di bawah 36 juta, karena banyak yang lebih menyukai layanan lain dengan fitur dan kegunaan yang lebih baik.
Investasi Microsoft sebesar 8,5 miliar Dolar di Skype tidak membuahkan hasil dan meskipun awalnya sukses, platform tersebut tidak dapat bersaing dengan layanan yang lebih baru.
Microsoft berusaha agar Skype bisa tetap bertahan dalam persaingan, tetapi kemunduran Skype tidak dapat dihindari.
Sekarang, Microsoft berfokus pada Teams dan pengguna didorong untuk beralih sebelum Skype ditutup untuk selamanya.
Meskipun layanan tersebut akan dikenang sebagai pelopor dalam komunikasi online, masanya telah berakhir. (*/Armyanti)