Nasional, gemasulawesi – Karier politik Cak Imin memulai langkahnya seiring dengan munculnya Era Reformasi di Indonesia pada tahun 1998.
Pada periode tersebut, Cak Imin turut berperan penting dalam pembentukan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bersama sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama, termasuk Abdurrahman Wahid.
Dalam struktur partai tersebut, Cak Imin diangkat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjend).
Setahun setelah pendirian PKB, tepatnya pada pemilu tahun 1999, Cak Imin berhasil meraih kursi sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia mewakili PKB.
Meskipun usianya relatif muda yaitu 33 tahun, Cak Imin terpilih menjadi Wakil Ketua DPR RI pada periode 1999-2004.
Tidak hanya di level legislatif, Cak Imin juga memiliki pengalaman dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Pada 26 Maret 2018 hingga 30 September 2019, Cak Imin ditunjuk sebagai Wakil Ketua MPR berdasarkan revisi Undang-undang tentang MPR, DPR, DPRD dan DPD (MD3).
Dalam jabatan tersebut, ia bekerja bersama dengan Ahmad Basarah dan Ahmad Muzani.
Perjalanan politik Cak Imin juga mencapai puncaknya saat ia ditunjuk sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam periode 2019-2024.
Di samping peranannya di lembaga legislatif, ia memiliki pengalaman sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari tahun 2009 hingga 2014.
Namun, pencapaian puncak dalam karier politiknya terjadi ketika Cak Imin terpilih sebagai Ketua Umum PKB pada Muktamar PKB tahun 2005 di Semarang.
Selama periode kepemimpinannya antara tahun 2005-2009, Cak Imin berhasil menghadapi dinamika politik internal PKB dengan kebijakan yang tepat.
Salah satu pencapaian signifikan lainnya adalah ketika Cak Imin mampu mengatasi tantangan Parliamentary Threshold (PT) dalam pemilu tahun 2009, meskipun banyak pihak memprediksi bahwa PKB akan kesulitan melewati PT karena konflik internal.
Namun, dalam dua pemilu terakhir, yaitu tahun 2014 dan 2019, Cak Imin bukan hanya berhasil mengembalikan perolehan suara PKB, tetapi juga membawa partai ini melebihi jumlah suara dan kursi yang diperolehnya saat pertama kali berpartisipasi dalam Pemilu tahun 1999.
Pada periode ketika Abdurrahman Wahid (Gus Dur) masih memegang peran sentral di PKB, partai ini berhasil meraih 52 kursi di DPR RI pada tahun 2004 dengan perolehan suara sekitar 13 juta.
Dibawah kepemimpinan Cak Imin, jumlah kursi PKB meningkat menjadi 58 kursi dengan perolehan suara sekitar 13,5 juta.
Ini adalah indikasi jelas pertumbuhan dan kesuksesan PKB dalam politik nasional yang telah dicapai di bawah kepemimpinan Cak Imin. (*/Riski Endah Setyawati)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News