Heboh Dugaan Gas SO2 Akibat Erupsi Gunung Ruang Menyebar ke Seluruh Wilayah di Indonesia, Begini Tanggapan BRIN dan BMKG

Begini tanggapan BRIN dan BMKG terkait hebohnya pemberitaan yang menyebut gas SO2 akibat erupsi Gunung Ruang menyebar ke seluruh wilayah. Source: Foto/Instagram/pvmbg_

Nasional, gemasulawesi – Dugaan gas sulfur dioksida (SO2) dari erupsi Gunung Ruang telah menyebar ke seluruh Indonesia viral di media sosial.

Tentu dugaan gas sulfur dioksida (SO2) dari erupsi Gunung Ruang telah menyebar ke seluruh Indonesia yang menyebabkan hujan asam ini memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. 

Narasi dalam unggahan di beberapa akun Tiktok menyebut bahwa gas SO2 dari erupsi Gunung Ruang dapat merusak tanaman dan berpotensi tidak baik untuk kesehatan pernapasan.

"Halo teman-teman, aku ingin memberitahukan bahwa gas SO2 yang dihasilkan dari erupsi Gunung Ruang telah menyebar ke seluruh Indonesia. Gas SO2 dapat menyebabkan hujan asam yang berpotensi merusak tanaman dan tidak baik untuk kesehatan pernapasan," keterangan dalam unggahan di salah satu akun Tiktok.

Baca Juga:
Jadi Tersangka Dalam Kasus Korupsi di PT Timah Tbk, Dua Unit Mobil Sport Ferrari Milik Harvey Moeis Kembali Disita Kejaksaan Agung

Sontak hal ini pun ramai diperbincangkan dan menuai beragam komentar warganet yang juga merasakan dampak tersebut.

“Setelah beberapa hari melewati erupsi Gunung Ruang, banyak orang mengalami keluhan gatal. Itu mungkin akibat dari peristiwa tersebut,” tulis akun @es***.

Lalu Akun @za*** juga mengungkapkan bahwa akhir-akhir ini setelah kehujanan di jalan, dia merasa kepala langsung pusing berat, yang biasanya tidak terjadi seperti itu.

Namun, menurut peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eddy Hermawan, informasi tersebut tidak sepenuhnya benar. 

Baca Juga:
Dinilai Sukses Meningkatkan Raihan Kursi DPRD, Golkar DKI Tegaskan Tetap Mendorong Ahmed Zaki Iskandar Maju Pilkada Jakarta

Eddy menjelaskan bahwa erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, memang menghasilkan semburan lava pijar dan gas SO2 yang tersebar luas. 

Akan tetapi, dampak dari gas SO2 tidak sebesar yang dikhawatirkan dalam unggahan TikTok tersebut.

Eddy menyatakan bahwa pusaran angin di barat laut Pulau Sumatra memang telah menarik uap air dari Australia dan Laut Pasifik, serta gas SO2 dari Gunung Ruang ikut tersebar karena adanya siklon tropis. 

Meskipun demikian, erupsi tersebut tidak menimbulkan anomali cuaca yang signifikan. 

Baca Juga:
Benarkan Bukan Sistem yang Sempurna, Mahfud MD Sebut Penerapan Demokrasi Harus Diimbangi dengan Kedaulatan Hukum

Hujan yang terjadi saat ini lebih dipengaruhi oleh faktor lain seperti Indeks Osilasi Dipol Indonesia (IOD) yang mulai negatif dan adanya siklon tropis di barat laut Pulau Sumatra.

Lebih lanjut, Eddy menjelaskan bahwa gas SO2 yang menyebar akibat erupsi Gunung Ruang tidak akan menyebabkan hujan asam sebesar yang dikhawatirkan dalam unggahan TikTok tersebut. 

Hal ini juga ditegaskan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. 

Mereka menyatakan bahwa hingga saat ini, BMKG belum menerima informasi yang memastikan paparan gas SO2 di Kalimantan Timur setelah erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Juga:
Jadi Tersangka dalam Kasus Dugaan Suap, Rumah Mewah di Medan Milik Bupati Labuhanbatu Nonaktif Erik Adtrada Ritonga Disita KPK

Dengan demikian, informasi yang menyebutkan bahwa gas SO2 dari erupsi Gunung Ruang telah menyebar ke seluruh Indonesia dan menyebabkan hujan asam tidak sepenuhnya benar. 

Kedua lembaga tersebut menegaskan bahwa belum ada data yang mendukung klaim tersebut dan bahwa informasi yang beredar perlu diverifikasi dengan data yang akurat. (*/Shofia)

Bagikan: