Internasional, gemasulawesi – Di tanggal 15 November 2023 lalu, militer Israel memposting sebuah gambar di akun X resminya berupa kotak karton yang tertutup yang secara eksplisit ditandai dengan kata-kata ‘perbekalan medis’ yang dibawa ke RS Al Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza.
Judul foto milik Israel tersebut berbunyi ‘Kami sekarang dapat memastikan bahwa inkubator, makanan bayi dan perlengkapan medis yang disediakan oleh IDF telah berhasil sampai ke rumah sakit.
Salah seorang asisten profesor di Florida Central University, Yara M.Asi, menyatakan jika hal ini dimaksudkan untuk ditampilkan sebagai upaya kemanusiaan.
Dia menambahkan, namun, hal yang tidak terungkap jauh lebih menjelaskan tentang bagaimana gerakan kemanusiaan bekerja di Gaza.
“Bahwa persediaan untuk rumah sakit hanya terbatas karena Israel melakukan pengepungan total,” katanya.
Yara melanjutkan jika hal ini juga disertai dengan penggerebekan rumah sakit yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca: Dibombardir dengan Membabi Buta, Rakyat Palestina yang Tewas Tembus Angka 16 Ribu Jiwa
Puluhan ribu rumah hancur total, sementara ratusan ribu lainnya rusak.
Agresi Israel juga menyasar infratruktur sipil yang luput dari perhatian, termasuk sekolah, toko roti, pabrik, fasilitas pengolahan air, telekomunikasi, toko, pabrik dan masjid, termasuk dengan gereja dan perpustakaan.
“Sejauh mana konsep kemanusiaan telah disesatkan di Gaza, termasuk jauh sebelum kampanye pemboman terbaru ini menunjukkan sejauh mana negara-negara global bersedia menentang prinsip-prinsip yang mereka nyatakan dalam mencapai tujuan politiknya,” jelasnya.
Diketahui jika selama gencatan senjata, banyak orang di Gaza yang menghabiskan waktu mereka untuk menggali jenazah orang-orang terkasih dari bawah reruntuhan.
“Jika jeda sementara ini bersifat kemanusiaan, apa sebutannya setelah gencatan senjata ini berakhir?” tanyanya.
Yara menuturkan jika Israel tidak mengizinkan truk-truk yang membawa bahan bakar masuk hingga pertengahan bulan November yang menyebabkan kondisi kolaps di berbagai aspek termasuk berhentinya operasional beberapa rumah sakit.
“Sekali lagi, apa yang bersifat kemanusiaan dari kondisi ini?” imbuhnya. (*/Mey)