Nasional, gemasulawesi - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), bagian dari Holding Pertambangan MIND ID, mencatat produksi batu bara hingga kuartal III-2025.
Produksi yang tercatat mencapai 35,90 juta ton, meningkat dibandingkan periode sama tahun 2024.
Kenaikan tersebut setara dengan sembilan persen dari total 32,97 juta ton pada kuartal III-2024.
“Capaian produksi ini juga diperkuat oleh kontribusi anak perusahaan kami di sektor jasa penambangan, PT Satria Bahana Sarana, yang menyumbang 21 persen dari total produksi. Realisasi nisbah kupas hingga saat ini tercatat sebesar 5,98 kali,” kata Corporate Secretary Division Head PTBA, Eko Prayitno, di Jakarta, Senin.
Ia menuturkan bahwa selain volume produksi, PTBA menunjukkan kinerja operasional yang kuat hingga kuartal III-2025.
Pencapaian tersebut diraih meski di tengah tekanan dan ketidakpastian pasar global.
Perseroan melaporkan kenaikan volume penjualan serta pengangkutan batu bara.
Peningkatan ini terjadi seiring dengan penerapan efisiensi dan optimalisasi rantai pasok di seluruh operasional perusahaan.
Untuk penjualan batu bara, PTBA mencatatkan volume sebesar 33,70 juta ton, meningkat delapan persen dibandingkan 31,28 juta ton pada kuartal III-2024.
Sebagian besar, yakni 56 persen, diserap oleh pasar domestik, sementara sisanya dialokasikan untuk ekspor.
“Peningkatan penjualan ini menunjukkan permintaan pasar terhadap batu bara PTBA tetap kuat,” ujar Eko.
Sejalan dengan kenaikan produksi dan penjualan, volume pengangkutan batu bara hingga kuartal III-2025 mencapai 30,02 juta ton, naik delapan persen dibanding 27,83 juta ton pada periode sama tahun sebelumnya.
Eko menyampaikan bahwa peningkatan tersebut juga didukung oleh optimalisasi rantai pasok serta efisiensi dan koordinasi yang diperkuat di sektor logistik.
Ia menambahkan, pemulihan harga batu bara global mulai terlihat melalui tren penguatan indeks ICI sejak pertengahan kuartal III hingga awal kuartal IV-2025.
Dengan momentum ini, serta didukung pertumbuhan kinerja dan efisiensi yang berkelanjutan, PTBA optimis capaian operasional yang kuat dapat mengurangi dampak pelemahan harga batu bara sepanjang kuartal III-2025.
“Hal ini juga menjadi dasar positif bagi peningkatan kinerja keuangan hingga akhir tahun,” ujar Eko. (ANTARA)