Internasional, gemasulawesi – Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menyatakan jika tidak dapat diterima bahwa komunitas internasional membiarkan Perdana Menteri Israel sekarang, Benjamin Netanyahu, untuk menyeret kawasan Timur Tengah ke perang yang dengan skala yang lebih luas karena Gaza.
Dalam sambutannya yang diketahui disiarkan di media pemerintah Yordania, Ayman Safadi menegaskan bahaya penyebaran perang Palestina telah meningkat dari hari ke hari karena Israel terus menimbulkan kematian dan kehancuran di Jalur Gaza.
Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menyampaikan pemerintahan sayap kanan Benjamin Netanyahu berusaha untuk membuat Barat terlibat secara langsung dalam perang regional yang disebutnya hanya akan menimbulkan lebih banyak konflik dan kehancuran di wilayah tersebut.
Safadi memaparkan apa yang dilakukan Israel di Gaza telah melampaui apa yang disebut dengan batas kemanusiaan, hukum dan juga moral.
“Tidak ada lagi alasan yang menghalangi Dewan Keamanan PBB untuk mengadopsi resolusi wajib untuk mengakhiri perang,” katanya.
Ayman Safadi menuturkan kegagalan Dewan Keamanan PBB sejauh ini untuk penerapan gencatan senjata di Gaza mencerminkan standar ganda.
“Juga menunjukkan penerapan hukum internasional secara efektif,” jelasnya.
Menlu Yordania tersebut mengungkapkan jika Yordania dan Prancis menentang perpindahan massal rakyat Palestina ke luar Jalur Gaza.
“Yordania dan Prancis juga sepakat bahwa Israel harus memberikan izinnya untuk rakyat Palestina yang melarikan diri dari Gaza utara untuk pulang,” tegasnya.
Baca Juga:
Ratusan Orang Belum Ditemukan, Salju Disebutkan Hambat Penyelamatan Korban Gempa di Jepang
Di sisi lain, Raja Yordania, Abdullah II, dikabarkan menjamu Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi, dan pemimpin Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, di hari Rabu untuk melakukan pembicaraan tentang perkembangan berbahaya di Jalur Gaza.
Laporan menyebutkan pertemuan itu akan diselenggarakan di resor Laut Merah Aqaba sebagai bagian dari upaya Yordania untuk mengoordinasikan posisi Arab untuk mendorong gencatan senjata yang sesegera mungkin di Jalur Gaza.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang juga menyampaiakan pertemuan akan membahas tentang situasi di Tepi Barat yang telah diduduki oleh Israel sejak tahun 1967 yang mengalami peningkatan kekerasan sejak agresi dimulai. (*/Mey)