Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan tanggal 3 Oktober 2023, otoritas penjajah Israel membebaskan jurnalis Palestina, Asmaa Harish, pada tanggal 2 Oktober 2023, setelah menahannya selama 6 bulan dalam penahanan adminsitratif di Penjara Damon.
Hal tersebut disampaikan oleh Pusat Informasi Palestina.
Penahanan tersebut berarti Asmaa Harish, dari Ramallah, ditahan tanpa dakwaan maupun pengadilan.
Baca Juga:
Ikon Intifada Palestina Tahun 2000 Dilaporkan Terbunuh dalam Serangan Penjajah Israel
Asmaa Harish ditahan pada bulan April tahun ini dan sejak itu menjadi sasaran penganiayaan dan pelanggaran serius sebagai bagian dari tindakan pembalasan sistematis dan belum pernah terjadi sebelumnya yang dijatuhkan pada tahanan pria dan wanita sejak dimulainya genosida Gaza oleh penjajah Israel.
Penjajah Israel masih menahan 96 wanita Palestina di penjaranya, termasuk 27 tahanan administratif.
Angka tersebut tidak termasuk tahanan dari Jalur Gaza yang ditahan oleh negara pendudukan tersebut.
Baca Juga:
Penjualan Obat Penenang di Penjajah Israel Meningkat Sebesar 204 Persen Sejak 7 Oktober 2023
Pembebasan Asmaa Harish berarti penjajah Israel kini menahan 6 jurnalis wanita di penjaranya.
Di sisi lain, warga Palestina di Kamp Pengungsi Rashidieh di Lebanon selatan termasuk di antara warga sipil yang diperintahkan untuk mengungsi oleh pasukan pendudukan penjajah Israel yang menyerbu sebelum wilayah tersebut dibom.
Hal tersebut disampaikan oleh Pusat Informasi Palestina.
Penduduk lokal di 24 kota, desa, dan kamp di Lebanon selatan menerima perintah evakuasi, serupa dengan apa yang telah terjadi selama genosida penjajah Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Perintah pemindahan penjajah Israel mengejar warga Palestina di mana pun mereka berada, membuat mereka terus berada dalam siklus pemindahan yang berkelanjutan dan menghilangkan stabilitas apa pun meski mereka tinggal di luar tanah air mereka yang diduduki.
Warga Rashidieh yang diperkirakan berjumlah 25.000 orang terkejut menerima perintah pemindahan paksa, terutama karena sebagian besar dari mereka miskin dan membutuhkan.
Baca Juga:
Tentara Penjajah Israel Telah Memusnahkan 902 Keluarga Palestina di Jalur Gaza Sejak 7 Oktober 2023
“Sekitar 15.000 orang masih terjebak di kamp karena kurangnya tempatnya berlindung,” kata Ibrahim Abu Al-Dahab, yang merupakan seorang pejabat Komite Rakyat di Rashidieh.
Dia melanjutkan bahwa hal ini membuat mereka khawatir rumah dan lingkungan mereka di Rashidieh akan menjadi sasaran, seperti yang terjadi di pinggiran selatan Beirut. (*/Mey)