Internasional, gemasulawesi – Louise Wateridge, yang merupakan pejabat komunikasi UNRWA, menyampaikan bahwa warga Palestina di Jalur Gaza yang telah terkepung telah hidup dalam teror yang tak terbayangkan selama setahun terakhir di bawah serangan penjajah Israel.
Dalam keterangannya di media sosial X, Louise Wateridge mengatakan Jalur Gaza telah mengalami serangan penjajah Israel yang terus-menerus sejak tanggal 7 Oktober 2023.
“Perang di Jalur Gaza telah berlangsung selama 1 tahun, yang menyebabkan pengungsian 1,9 juta warga Palestina dan hilangnya lebih dari 41.000 jiwa,” ujarnya.
Dia menambahkan kengerian yang dialami oleh warga Gaza selama 12 bulan, setiap hari dan setiap jam, tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Dia juga menerangkan bahwa rumah sakit berbau darah dan dokter tidak dapat menyelamatkan banyak nyawa anak-anak.
Penjajah Israel diketahui telah membunuh lebih dari 41.738 warga Palestina sejak Oktober tahun lalu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 96.794 orang lainnya.
Sementara itu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menekankan upaya negaranya untuk menyingkirkan pendudukan dan pemukiman penjajah Israel dan menghentikan agresi yang menghancurkan terhadap Jalur Gaza yang terkepung, Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Berbicara pada KTT Dialog Kerja Sama Asia atau ACD Ketiga di Doha, Qatar, dia menyampaikan kendati menghadapi berbagai kesulitan akibat pendudukan penjajah Israel, para atlet Palestina terus berjuang dengan kegigihan dan keteguhan hati untuk meraih prestasi.
Negara Palestina adalah perwujudan diplomasi olahraga, lewat keikutsertaannya dalam semua forum olahraga internasional, di mana para atlet memperjuangkan kepentingan rakyatnya yang teguh dan berjuang demi kehidupan.
Dia menegaskan perdamaian dan toleransi tidak dapat hidup berdampingan dengan pendudukan, perang pemusnahan, diskriminasi rasial, pembersihan etnis, penindasan, ketidakadilan, yang menghalangi rakyat Palestina dalam meraih aspirasi mereka untuk mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan, serta agresi terhadap saudara-saudara Lebanon. (*/Mey)