Internasional, gemasulawesi – Serangan pesawat tak berawak penjajah Israel menargetkan kamp pengungsi Palestina di dekat Tripoli, Lebanon, dan menewaskan seorang pejabat Hamas, istri, dan juga anak-anaknya.
Kejadian yang terjadi pada hari Sabtu, tanggal 5 Oktober 2024, tersebut menjadi yang pertama kalinya wilayah utara Lebanon diserang sejak dimulainya serangan intensif penjajah Israel di Lebanon di bulan September 2024.
Hamas mengumumkan bahwa serangan pesawat tak berawak itu menewaskan Saeed Atallah Ali, yang merupakan seorang pejabat militer Hamas, bersama dengan istri dan juga 2 putrinya.
Media Lebanon dan Palestina menyampaikan serangan tersebut menghantam sebuah gedung apartemen di Kamp Beddawi untuk pengungsi Palestina.
“Kami berjanji kepada rakyat kami untuk membalas darah murni yang tertumpah dan menegaskan rangkaian tanggapan kami selanjutnya akan lebih berupa tindakan daripada kata-kata,” ujar Hamas dalam sebuah pernyataan.
Menurut laporan media di Lebanon, disebutkan serangan tersebut membakar habis dan meratakan gedung apartemen, dengan beberapa jenazah dipindahkan oleh Palang Merah ke Rumah Sakit Pemerintah Tripoli dan RS Al-Hilal.
Kamp Beddawi didirikan di tahun 1955 dan menurut PBB dihuni oleh sekitar 18.000 orang.
Di dalam kamp itu terdapat 5 sekolah yang dikelola oleh UNRWA yang melayani ribuan anak.
Setelah serangan tersebut, terjadi protes besar-besaran oleh penduduk setempat yang mengecam agresi itu.
Sebelumnya, penjajah Israel melakukan serangan udara serentak di pinggiran selatan Beirut di hari Jumat malam.
Sekitar 2.000 orang telah dibunuh oleh penjajah Israel di Lebanon sejak negara tersebut secara dramatis meningkatkan serangannya terhadap negara tersebut bulan lalu.
Pengeboman penjajah Israel terhadap Lebanon telah menyebabkan sekitar 1,2 juta orang mengungsi.
Dengan penduduk di bagian selatan, pinggiran Beirut di Dahieh, dan Lembah Bekaa di timur meninggalkan rumah mereka.
Organisasi kemanusiaan dan hak asasi manusia terkemuka telah menyerukan gencatan senjata segera di Lebanon karena penjajah Israel terus menyerang negara tersebut, memperluas perangnya di wilayah itu. (*/Mey)