Internasional, gemasulawesi – Menurut sumber medis, seorang pemuda Palestina terluka hari Minggu, tanggal 16 Maret 2025 waktu setempat, oleh tembakan pasukan penjajah Israel di Kota Al-Ram yang terletak di utara Yerusalem.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa tim medisnya menanggapi insiden itu, merawat seorang pria berusia 46 tahun yang tertembak di kedua kakinya di dekat tembok pemisah dan perluasan penjajah Israel yang berdekatan dengan Al-Ram.
Orang yang terluka saat ini sedang dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.
Di sisi lain, Benjamin Netanyahu telah mengadakan pertemuan dengan delegasi yang kembali dari Qatar.
Di akhir pertemuan, dengan dihadiri oleh para menteri dan pejabat keamanan, Netanyahu memerintahkan persiapan untuk negosiasi berdasarkan proposal utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, termasuk pembebasan segera 11 tawanan penjajah Israel dan jenazah separuh tawanan yang meninggal.
“Witkoff menyarankan perpanjangan gencatan senjata selama 60 hari dengan imbalan pembebasan 10 tawanan,” kata lembaga penyiaran pemerintah penjajah Israel, KAN.
Di sisi lain, satu-satunya fasilitas yang menawarkan layanan dialisis untuk anak-anak di Kota Gaza sedang berjuang untuk mengoperasikan dan merawat pasien dengan gagal ginjal.
Rumah Sakit Al Rantisi telah melanjutkan layanan terbatas setelah 15 bulan, rumah sakit itu rusak akibat serangan penjajah Israel.
Baca Juga:
Seorang Pria Palestina Tewas dalam Serangan Pesawat Tak Berawak Penjajah Israel di Jalur Gaza Tengah
Dahulunya diketahui merupakan departemen yang lengkap sekarang hanya dapat merawat beberapa anak saja.
Di sisi lain, untuk hari keempat berturut-turut, pasukan penjajah Israel terus menghancurkan sebagian besar tanah Palestina di daerah Wadi Al-Matwi yang terletak di dekat Kota Salfit di Tepi Barat tengah.
Nazmi Al-Salman, seorang aktivis anti-kolonisasi setempat, memberitahu media bahwa pembukaan lahan itu merupakan bagian dari upaya untuk membuat jalan kolonial baru menuju pos paling depan kolonial yang didirikan di tanah milik Desa Farkhas di dekatnya.
Penduduk penjajah Israel telah mengibarkan bendera penjajah Israel di sepanjang jalan sementara buldozer terus mencabut pohon zaitun dan menghancurkan tanah. (*/Mey)