Internasional, gemasulawesi – Seorang pria Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka Minggu dini hari, tanggal 16 Maret 2025 waktu setempat, dalam serangan pesawat tak berawak penjajah Israel yang menargetkan sekelompok warga sipil di Desa Juhor ad-Dik yang terletak di Jalur Gaza tengah.
Malam sebelumnya, 2 orang tewas dalam serangan udara penjajah Israel di daerah yang sama sementara sedikitnya 9 lainnya dibunuh secara brutal dalam serangan penjajah Israel di kota Beit Lahiya, Jalur Gaza utara.
Menurut otoritas kesehatan setempat, agresi penjajah Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak bulan Oktober 2023 sejauh ini telah menyebabkan setidaknya 48.524 kematian warga Palestina yang terdokumentasi dengan lebih dari 111.955 lainnya terluka.
Di sisi lain, perang penjajah Israel di Jalur Gaza telah menghancurkan satu-satunya sumber ikan segar di Jalur Gaza, mengakibatkan ratusan nelayan kehilangan sumber penghasilan.
Baca Juga:
Pemukim Penjajah Israel Hancurkan Lahan Pertanian Palestina di Wadi al-Matwi Tepi Barat
Serangan penjajah Israel telah menghancurkan perahu, pelabuhan, dan peralatan lainnya, membatasi warga Palestina di zona penangkapan ikan yang ditentukan.
Organiasi Pangan dan Pertanian PBB menyampaikan rata-rata tangkapan harian Jalur Gaza antara bulan Okt0ber 2023 dan April 2024 turun menjadi hanya 7,3 persen dari level tahun 2022, kerugian produksi sebesar 17,5 juta USD.
“Satu-satunya pelabuhan di Jalur Gaza yang merupakan simbol harapan, berubah menjadi keputusasaan akibat pengepungan penjajah Israel,” kata sumber.
Dia menambahkan selama bertahun-tahun, pelabuhan ini menyediakan mata pencaharian bagi para nelayan Jalur Gaza dan menjadi pelarian dari kebisingan kehidupan kota di musim panas.
Baca Juga:
PBB Peringatkan Meningkatnya Kekerasan Pemukim Penjajah Israel di Tepi Barat
“Tetapi sekarang, pelabuhan ini berdiri diam, diblokade, dan rusak,” ungkapnya.
Salah seorang warga kamp pengungsi Shati, Sami al-Najaar, mengatakan kepada media bahwa mereka kehilangan segalanya dan kapal-kapal dihancurkan serta ditenggelamkan oleh tentara penjajah Israel selama operasi militernya di Jalur Gza.
“Sebaliknya, kami menggunakan alat pancing ini dan hanya dapat menangkap ikan secukupnya untuk memberi makan keluarga kami,” ujarnya. (*/Mey)