Internasional, gemasulawesi – Wali kota Kota Metula di utara penjajah Israel, David Azoulay, meminta pemerintah dan komando militer untuk bertindak tegas setelah serangan roket pada Sabtu pagi, tanggal 22 Maret 2025 waktu setempat.
Dia mengatakan pemerintah harus memastikan tidak ada satu pun tembakan yang ditembakkan ke komunitas utara.
“Tidak ada roket Katyusah, bahkan satu peluru pun tidak. Kami tidak akan membiarkan mereka menganggap ini sebagai hal yang wajar,” ujarnya.
Dia melanjutkan ini adalah kegagalan dan ini mencerminkan kebijakan penahanan yang sama yang berlaku sebelum 7 Oktober.
“Kami tidak akan membiarkannya. Daripada berurusan dengan hal-hal yang tidak masuk akal, mulailah fokus untuk memberikan keamanan kepada rakyat negara ini,” ucapnya.
Di sisi lain, Kantor Berita Nasional resmi Lebanon atau NNA menyampaikan pesawat tempur penjajah Israel terbang di atas wilayah timur Lebanon selatan setelah roket diluncurkan ke arah penjajah Israel utara.
NNA melaporkan pasukan darat penjajah Israel menembaki perbukitan el-Hamames dengan tembakan senjata otomatis.
Tembakan artileri penjajah Israel menargetkan distrik Nabatieh di selatan dan Kota Khiam yang terkena 3 peluru yang ditembakkan oleh tank Merkava.
Baca Juga:
Penjajah Israel Ledakkan Satu-Satunya Rumah Sakit Khusus Kanker di Jalur Gaza
Selain itu, militer penjajah Israel juga menembakkan senjata otomatis ke desa perbatasan Hula, Kfar Kila, dan Markaba.
Gencatan senjata pada tanggal 27 November 2024 sebagian besar menghentikan pertempuran selama lebih dari setahun antara Hizbullah dan penjajah Israel, termasuk perang besar-besaran selama 2 bulan di mana penjajah Israel mengirimkan pasukan darat.
Di sisi lain, penjajah Israel mengejar para penggembala Palestina di daerah Masafer Yatta, selatan Hebron.
Hal tersebut disampaikan oleh seorang pejabat.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Menggerebek Rumah Seorang Warga Yerusalem dan Menjatuhkan Denda
Osama Makhamreh, aktivis media, menyatakan para penjajah Israel menyerbu daerah Tel Ma’in dan mengejar para penggembala saat mereka sedang mengelola tanah mereka.
Penjajah Israel juga melepaskan ternak mereka ke lahan pertanian di daerah Sha’b al-Batm, Wadi Ma’in, dan beberapa desa serta reruntuhan di Masafer Yatta. (*/Mey)