7 Warga Sipil Palestina Tewas dalam Serangan Udara Penjajah Israel di Barat Laut Kota Gaza

Ket. Foto: 7 Warga Palestina Tewas oleh Serangan Udara di Barat Laut Kota Gaza Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – 7 warga sipil Palestina tewas pada hari Kamis pagi, tanggal 27 Maret 2025 waktu setempat, dalam serangan udara yang dilakukan penjajah Israel di barat laut Kota Gaza.

Sumber melaporkan bahwa pesawat penjajah Israel mengebom sebuah rumah milik keluarga al-Gharbawi di daerah al-Saftawi di barat laut Kota Gaza yang menewaskan 7 warga sipil.

Jumlah korban tewas akibat agresi penjajah Israel di Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 50.183 dan yang terluka meningkat jumlahnya menjadi 113.828 orang.

Di sisi lain, menurut laporan bank penjajah Israel, pemerintah penjajah Israel telah membiayai perangnya di Jalur Gaza dengan meningkatkan utang publik yang naik hingga sekitar 68 persen dari PDB-nya.

Baca Juga:
Penjajah Israel Dilaporkan Menyerang Penggembala Palestina di Masafer Yatta

Bank tersebut mengatakan perang mengakibatkan premi risiko dalam perekonomian meningkat pada awal perang dan meningkat secara moderat sepanjang tahun karena meningkatnya risiko geopolitik.

“Pemerintah penjajah Israel menerapkan penyesuaian fiskal yang signifikan, terutama pada sisi pendapatan, yang mulai berlaku pada awal tahun 2025 dan diharapkan dapat mengimbangi peningkatan permanen dalam pengeluaran terkait perang,” ujarnya.

Pada akhir tahun 2024, menyusul gencatan senjata di Lebanon dan prediksi berkurangnya risiko keamanan, pasar mengalami perbaikan.

Shekel diketahui menguat, harga saham lokal naik, dan premi risiko menurun meski tetap lebih tinggi daripada sebelum perang.

Baca Juga:
Seorang Pemuda Palestina Ditembak Mati oleh Pasukan Penjajah Israel di Selatan Nablus

Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah kembali ke level sebelum perang. Laporan tersebut mencatat bahwa dampak perang terhadap aktivitas ekonomi terutama disebabkan oleh penurunan pasokan tenaga kerja terutama karena larangan masuknya pekerja Palestina, perekrutan pasukan cadangan, dan kesulitan bagi pekerja di daerah konflik untuk mencapai tempat kerja mereka.

Ditambahkan peningkatan beban dinas militer, khususnya dinas cadangan, akan terus menimbulkan dampak ekonomi yang cukup besar.

Perkembangan yang terkait dengan perang berdampak signifikan terhadap aktivitas ekonomi tahun lalu, mengurangi kapasitas produksi ekonomi, terutama karena berkurangnya pasokan pasar tenaga kerja. (*/Mey)

Bagikan: