Pasukan Penjajah Israel Melanjutkan Pembongkaran Bangunan di Kamp Tulkarem untuk Hari Ketiga Berturut-Turut

Ket. Foto: Pasukan Penjajah Israel Membongkar Bangunan di Kamp Tulkarem untuk Hari Ketiga Berturut-Turut Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Pasukan penjajah Israel melanjutkan pembongkaran bangunan tempat tinggal di kamp pengungsi Tulkarem untuk hari ketiga berturut-turut saat serangan militer mereka di Kota Tulkarem dan kampnya memasuki hari ke-133 berturut-turut dan hari ke-120 di kamp Nur Shams.

Serangan militer tersebut dilakukan di tengah eskalasi signifikan di lapangan.

“Buldozer penjajah Israel pada tanggal 8 Juni 2025 waktu setempat melanjutkan penghancuran puluhan bangunan tempat tinggal di kamp itu,” lapor media.

Penghancuran itu adalah bagian dari rencana penjajah Israel untuk merobohkan 106 bangunan di kamp Tulkarem dan Nur Shams, termasuk dengan 58 bangunan di kamp Tulkarem saja.

Baca Juga:
Puluhan Warga Palestina Sesak Nafas Akibat Gas Air Mata selama Serangan Militer Penjajah Israel di Wilayah Nablus

Bangunan itu mencakup lebih dari 250 unit rumah dan puluhan bangunan komersial.

Warga mendokumentasikan kerusakan parah di area yang menjadi sasaran di mana seluruh zona pemukiman hancur menjadi puing-puing.

Banyak rumah yang hancur total, yang lainnya rusak parah, dan puing-puing menutupi sebagian besar area yang memengaruhi bangunan di sekitarnya.

Agresi penjajah Israel yang sedang berlangsung sejauh ini telah menyebabkan tewasnya 13 warga Palestina yang termasuk di dalamnya seorang anak dan 2 orang wanita dengan salah satunya sedang hamil 8 bulan.

Baca Juga:
Lebih dari 150 WargaTerluka setelah Pasukan Penjajah Israel Menembaki Orang-Orang yang Menunggu Makanan di Gaza

Selain itu, puluhan orang terluka dan ditahan. Serangan tersebut juga telah mengakibatkan kerusakan yang besar pada rumah, infrastruktur, properti komersial, dan kendaraan.

Menurut data terakhir, eskalasi itu telah menyebabkan kerusakan yang besar pada infrastruktur, rumah, kendaraan, dan properti komersial.

Menurut data terakhir, eskalasi itu juga telah menyebabkan lebih dari 5.000 keluarga dari kedua kamp, lebih dari 25.000 penduduk, mengungsi.

Sebanyak 2.573 rumah rusak sebagian dan setidaknya 400 rumah hancur total. Pintu masuk ke kedua kamp tetap ditutup dengan menggunakan gundukan tanah sehingga hampir tidak ada kehidupan di sana. (*/Mey)

Bagikan: