Internasional, gemasulawesi – Setidaknya sebanyak 13 warga Palestina meninggal dan lebih dari 150 orang terluka setelah pasukan penjajah Israel dan kontraktor keamanan Amerika Serikat menembaki kerumunan orang yang menunggu makanan di dekat 2 lokasi distribusi bantuan di Jalur Gaza.
Lokasi-lokasi tersebut 1 di sebelah timur Rafah dan satu lagi di dekat Jembatan Wadi Gaza.
Pembunuhan yang terjadi pada hari Minggu, tanggal 8 Juni 2025 waktu setempat, adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan yang dilakukan penjajah Israel terhadap warga sipil Palestina yang mencari makanan di pusat-pusat bantuan yang dioperasikan oleh GHF atau Yayasan Kemanusiaan Gaza yang kontroversial.
Yayasan Kemanusiaan Gaza adalah sebuah inisiatif yang dipimpin Amerika Serikat yang didukung oleh penjajah Israel di zona-zona yang dikuasai oleh penjajah Israel.
Baca Juga:
Pusat Bantuan Amerika Serikat-Penjajah Israel Adalah Perangkap di tengah Bencana Kelaparan Gaza
Lebih dari 130 orang kini telah terbunuh dan lebih dari 700 orang terluka oleh pasukan penjajah Israel ketika mereka berusaha keras untuk mendapatkan bantuan makanan sejak program tersebut dimulai pada tanggal 27 Mei 2025.
Hingga kini, setidaknya 9 orang masih hilang.
Kantor Media Pemerintah Gaza dalam sebuah pernyataan mengecam lokasi distribusi itu sebagai ‘rumah pemotongan manusia’ dan menuduh pasukan penjajah Israel memancing warga Palestina yang putus asa menuju kematian mereka.
“Ini merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaam,” bunyi pernyataan itu, mendesak penyelidikan internasional yang independen dan juga penangguhan segera model pengiriman GHF.
Pertumpahan darah terbaru dilaporkan dimulai sekitar pukul 6 pagi waktu setempat ketika ratusan warga Palestina yang menderita kelaparan berkumpul di dekat titik bantuan di daerah al-Alam, Rafah.
Para saksi mata menyampaikan orang-orang mulai mengantre sejak pukul 04.30 pagi.
“Setelah sekitar satu setengah jam, ratusan orang bergerak menuju lokasi itu dan tentara kemudian melepaskan tembakan,” ungkap Abdallah Nour al-Din, salah satu saksi mata. (*/Mey)