4 Hal Menarik yang Sangat Wajib Kamu Simak dalam Perilisan Film The East yang Ikut Dibintangi oleh Aktor dan Aktris Indonesia!

Ket Foto: Film The East yang Dibintangi oleh Artis Indonesia (Foto/Pinterest @krisbee)

Kupas tuntas, gemasulawesi – Perang sebagai babak kelam dalam sejarah suatu bangsa, sering menjadi inspirasi bagi perfilman untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa yang telah membentuk perjalanan sebuah negara.

Salah satu film yang merangkum tragedi sejarah adalah The East (De Oost).

Mengangkat latar tahun 1946, film ini mengisahkan pertempuran yang terjadi setelah Indonesia merdeka, mengungkap sisi gelap perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan.

Baca: Lukman Sardi Aktor Senior di Indonesia Ikut Memerankan Film The East Karya Jim Taihuttu, Siapa Sajakah Pemeran Indonesia Lainnya yang Beradu Akting dengan Lukman Sardi? Simak Ini Dia!

Di balik layar The East, terdapat hal-hal menarik yang membuat kamu harus menonton ini.

  • Merekam Jejak Sejarah Nyata

Film ini bukanlah karya fiksi semata, melainkan didasarkan pada kisah nyata yang telah terukir dalam lembaran sejarah Indonesia.

Baca: Ini Dia Fakta yang Terkandung dalam Film The East Karya Sutradara Jim Taihuttu Seorang Keturunan Maluku yang Ada di Belanda!

Kisah kekejaman yang dilakukan oleh Raymond Westerling diperankan oleh Marwan Kenzari di Sulawesi Selatan menjadi inti cerita yang terasa menghantam.

Raymond Westerling sebagai komandan pasukan khusus militer Belanda, memimpin aksi pembantaian terhadap ribuan warga sipil dalam perlawanan anti-gerilya.

  • Jim Taihuttu: Darah Indonesia dalam Arteri Belanda

Baca: Sinopsis Film The East, Kisah Penjelajah yang Gelap dalam Sejarah Penjajahan yang Disutradarai oleh Jim Taihuttu!

Di balik arahan sutradara Jim Taihuttu, aliran kejut terasa dalam film ini.

Menariknya, Jim yang merupakan warga Belanda memiliki akar keindonesiaan dalam dirinya.

Berdarah Maluku dari ayahnya, dia memberikan sudut pandang yang tak biasa dalam meretas sejarah yang penuh duka.

Baca: Yuk Intip Siapa Sajakah Pemeran Film Letters From Iwo Jima yang Menggambarkan Perang Jepang dengan Amerika Serikat!

Film ini adalah salah satu dari karya-karyanya, yang sebelumnya telah menghasilkan tiga film lainnya seperti Wolken #2 (2009), Rabat (2011), dan Wolf (2013).

  • Perjalanan Syuting yang Melintasi Berbagai Tanah

Proses syuting film ini melintasi berbagai benua.

Baca: Fakta-fakta dan Amanat yang Terkandung di dalam Film Letters From Iwo Jima yang Menceritakan Kisah Sejarah Perang Dunia Kedua yang Disutradarai oleh Clint Eastwood!

Tidak hanya di Tanah Air, lokasi syuting juga menyinggahi Pacitan, Jawa Timur.

Gambaran perjuangan di medan pertempuran pun diambil di Belanda dan Belgia, menciptakan kesan autentik dalam visualnya.

  • Kolaborasi Pemain: Belanda dan Indonesia

Baca: Fakta-fakta yang Wajib Kamu Ketahui Tentang Film The Thin Red Line yang Berlatar Belakang Perang Dunia Kedua!

Para aktor Belanda, Marwan Kenzari dan Martijn Lakemeier, memainkan peran sentral dalam The East.

Kehadiran mereka, beserta aktor-aktor Belanda lainnya, memberikan dimensi yang kuat pada karakter prajurit tentara Belanda.

Namun, yang menggugah perhatian adalah peran para aktor Indonesia yang telah memberi jiwa pada film ini.

Baca: Mari Berkenalan dengan Para Pemain Film The Thin Red Line yang Berlatar Belakang Perang Dunia Kedua dan Disutradarai oleh Terrence Malick!

Lukman Sardi, Putri Ayudya, Ence Bagus, dan Yayu Unru adalah bintang-bintang Indonesia yang menghiasi layar dengan kepiawaian mereka.

Terlihat jelas bagaimana film ini menjalin kisah penjajahan dengan persembahan akting yang tulus dari mereka.

Setiap karakter yang mereka bawakan memiliki kedalaman dan kompleksitas yang menyatu sempurna dengan narasi yang digarap.

Baca: Intip Ini Dia Sinopsis Film The Thin Red Line yang Berlatar Belakang Perang Dunia Kedua yang Disutradarai oleh Terrence Malick dengan Durasi 170 Menit!

Dengan demikian, The East bukan hanya sekadar film, melainkan sebuah penceritaan berharga yang menerobos tabir masa lalu.

Keterlibatan para pemain, baik dari Belanda maupun Indonesia, telah berhasil menghidupkan lembaran sejarah yang memilukan.

Film ini menjadi saksi bisu perjuangan, kesedihan, dan keberanian dalam menggali akar sejarah yang mungkin perlu dikenang, meski pahitnya sulit diucapkan. (*/CAM)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim                            

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News

 

 

 

 

Bagikan: