Nasional, gemasulawesi - Dalam beberapa hari terakhir, media sosial Indonesia diramaikan dengan video dan foto-foto yang menunjukkan proyek perbaikan jalan di berbagai desa.
Jalan-jalan yang sebelumnya dalam kondisi rusak parah kini terlihat diperbaiki secara mendadak.
Fenomena ini menjadi sorotan warganet, terutama setelah berita mengenai pemeriksaan terhadap kepala desa (kades) yang diduga melakukan penyalahgunaan anggaran.
Di media sosial, banyak warganet membagikan potret jalan-jalan desa yang telah diperbaiki, menyampaikan rasa syukur sekaligus skeptis.
Salah satu komentar yang menarik perhatian adalah dari akun resmi Partai Gerindra yang menulis, “Yang lain sabar, ya. Tungguin aja.”
Komentar ini pun memicu berbagai tanggapan dari netizen lainnya yang bertanya-tanya mengenai motif di balik perbaikan ini.
Keberadaan proyek perbaikan jalan ini bersamaan dengan pengumuman Kepolisian Daerah Sulawesi Barat (Polda Sulbar) yang tengah menyelidiki dugaan penyalahgunaan Anggaran Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD).
Penyelidikan ini mencakup alokasi dana dari tahun 2021 hingga 2023, dengan sebanyak 144 kepala desa dipanggil untuk diperiksa di Kantor Inspektorat Kabupaten Polewali Mandar.
Hal ini menjadi perhatian karena masyarakat ingin memastikan dana desa digunakan secara efektif untuk kesejahteraan mereka.
Direskrimsus Polda Sulbar, Kombes Ahmad Saifudin, menyatakan bahwa pemeriksaan ini fokus pada pengelolaan keuangan desa dan penggunaan dana untuk belanja, terutama pada program fisik.
“Kami ingin memastikan setiap dana yang diterima desa digunakan secara benar dan transparan untuk kepentingan masyarakat,” ungkapnya.
Seiring dengan penyelidikan, masyarakat mulai memberikan berbagai komentar di media sosial.
“Dideket rumahku jugaaaaa kok tiba tiba bangun gorong gorong, momentnya pas banget mau menjelang pilkada,” tanya akun @ber***.
Kritikan terhadap pengelolaan dana desa pun semakin berkembang.
Banyak yang menuntut perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana pembangunan agar manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Warga diimbau untuk lebih aktif mengawasi pengelolaan dana di desa mereka untuk mencegah praktik penyalahgunaan yang merugikan.
Baca Juga:
Operasi Kilat Densus 88! Tiga Terduga Teroris Dibekuk di Kudus, Demak, dan Solo dalam Satu Hari
Perbaikan jalan yang sedang viral ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi sementara, tetapi juga harus diiringi dengan komitmen dari setiap kepala desa untuk bertanggung jawab atas penggunaan dana.
Proyek perbaikan jalan di desa seharusnya menjadi langkah nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, bukan sekadar langkah politik menjelang pemilu. (*/Shofia)