Banyumas, gemasulawesi – Budi Nugroho, yang merupakan Kepala BPBD Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyampaikan wilayah yang terdampak kekeringan di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, hingga saat ini telah mencapai 43 desa.
Dalam keterangannya, Budi Nugroho mengatakan berdasarkan data per hari ini, Rabu, tanggal 18 September 2024, ada sebanyak 11.109 keluarga yang terdiri atas 35.111 jiwa di 43 desa di 10 kecamatan di Banyumas yang terkena dampak kekeringan.
Budi Nugroho menyebutkan di awal bulan September sempat terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi di sebagian besar wilayah Banyumas.
“Bahkan, hujan itu sempat menyebabkan banjir di 3 desa dan tanah longsor di 1 desa,” katanya.
Dia melanjutkan hujan yang sempat terjadi dalam beberapa hari tersebut belum dapat mengurangi dampak kekeringan.
Dia menambahkan oleh sebab itu, pihaknya masih menyalurkan bantuan air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan.
“Apalagi dalam beberapa hari terakhir ini, kondisi cuaca kembali kering,” ujarnya.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan pihaknya hingga saat ini telah menyalurkan bantuan air bersih yang bersumber dari APBD Kabupaten Banyumas sebanyak 234 tangki yang setara dengan 1.165.000 liter untuk warga yang terkena dampak kekeringan maupun untuk kebutuhan RSUD Banyumas dan Kantor Kecamatan Lumbir.
Dia menuturkan bantuan air bersih juga disalurkan oleh PMI Kabupaten Banyumas sebanyak 56 tangki atau 280.000 liter, BBWS atau Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak sebanyak 92 tangki atau 110.000 liter, dan BBWS Citanduy sebanyak 11 tangki atau 55.000 liter, dan organisasi kemasyarakatan serta dunia usaha 22 tangki atau 110.000 liter.
Baca Juga:
Untuk Mendongkrak PAD, Pengelolaan Stadion Mini Bulukumba Dioptimalkan Pemkab Bulukumba
Dia menambahkan jumlah bantuan air bersih yang telah disalurkan mencapai 402 tangki dan itu setara dengan 2.020.000 liter.
Berkaitan dengan kondisi cuaca yang kembali kering, dia mengimbau masyarakat untuk berhemat dalam menggunakan air bersih mengingat saat ini masih berlangsung musim kemarau.
“Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak membuat api di hutan maupun lahan kering guna menghindari terjadinya karhutla atau kebakaran hutan dan lahan,” ungkapnya. (*/Mey)