Yahukimo, gemasulawesi - Insiden penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali terjadi di Papua.
Kali ini, kelompok bersenjata tersebut menyerang Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, yang mengakibatkan enam orang guru kontrak dan tenaga kesehatan meninggal dunia.
Kejadian tragis ini dilaporkan terjadi pada Jumat, 21 Maret 2025, sekitar pukul 16.00 WIT.
Kapolres Yahukimo, AKBP Heru Hidayanto, membenarkan adanya laporan terkait serangan ini.
Penyerangan terjadi saat para korban sedang berada di rumah mereka.
Setelah menyerang seorang guru pertama, kelompok ini kemudian masuk ke dalam rumah dan melanjutkan serangan.
Tak hanya itu, mereka juga membakar rumah tersebut, menyebabkan enam korban kehilangan nyawa.
AKBP Heru menjelaskan bahwa minimnya pos pengamanan di wilayah tersebut menjadi kendala dalam merespons insiden ini dengan cepat.
Keberadaan pos polisi yang terbatas membuat aparat keamanan sulit untuk segera bertindak dalam menghadapi ancaman dari kelompok bersenjata tersebut.
"Apalagi di wilayah itu tidak ada pos polisi," ujar AKBP Heru pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Terkait identitas pelaku, AKBP Heru menyebut bahwa pihaknya belum dapat memastikan kelompok mana yang bertanggung jawab atas serangan ini.
Saat ini, pihak kepolisian masih terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Yahukimo untuk memastikan identitas para korban serta kelompok yang melakukan penyerangan.
"Belum dapat dipastikan KKB dari kelompok mana yang melakukan penyerangan dan identitas korban karena kami masih terus berkoordinasi dengan Pemda Yahukimo untuk pengecekan," jelas AKBP Heru.
Sementara itu, Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mengupayakan evakuasi terhadap warga sipil dan jenazah guru kontrak yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Tim evakuasi yang diberangkatkan diharapkan dapat memastikan jumlah korban serta membantu warga sipil yang terdampak serangan tersebut.
"Hari ini tim sudah diberangkatkan ke Anggruk dan berharap cuaca dalam kondisi baik sehingga dapat mendarat di wilayah tersebut," kata Didimus pada Minggu, 23 Maret 2025.
Pemerintah daerah berupaya agar proses evakuasi berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti, sehingga korban dapat segera dibawa ke tempat yang lebih aman dan mendapatkan penanganan yang diperlukan. (*/Risco)