Kebumen, gemasulawesi – Menurut laporan, sebagian petani di Kabupaten Kebumen kini harus pasrah karena terancam gagal panen dikarenakan ratusan area persawahan miliknya terendam banjir.
Diketahui jika ratusan hektare sawah yang terendam banjir tersebut berada di Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen.
Laporan yang sama menyebutkan jika peristiwa tersebut terjadi dikarenakan curah hujan yang tinggi yang melanda wilayah Kebumen beberapa hari terakhir.
Para petani mengakui jika mereka kini telah pasrah dikarenakan telah 3 hingga 4 kali harus melakukan penanaman ulang di sawah milik mereka karena selalu terendam banjir.
Para petani tersebut menyampaikan jika selain karena telah mengeluarkan biaya produksi yang tidak sedikit, kini masa panen di musim tanam kesatu atau MT-1 pada tahun 2024 juga tinggal 1 bulan.
Salah satu petani, Sutimah, mengatakan jika dia telah menanam sawahnya sebanyak 3 kali dan membuat 100 ubin.
“Saya menghabiskan Rp 800.000,00 untuk 1 kali tanam dan benihnya saja telah mahal,” ujarnya.
Dia menambahkan jika padi miliknya telah mati seluruhnya dikarenakan banjir.
“Saya telah pasrah karena telah kehabisan modal, sehingga sawah milik saya yang terendam banjir, saya memilih membiarkannya begitu saja,” katanya.
Sutimah mengungkapkan harapannya agar ada perhatian dari pemerintah dikarenakan telah beberapa tahun terakhir, setiap kali musim hujan tiba yang bertepatan dengan musim tanam kesatu atau MT-1, sawah akan selalu terendam banjir.
“Akibatnya, kami sering gagal panen,” ucapnya.
Dia memaparkan jika dia tidak lagi memiliki benih dan uangnya juga telah habis.
“Padi di rumah juga telah habis,” terangnya.
Ahmad Mujaki, yang merupakan Kepala Desa Temanggal, menyebutkan jika dari 100 hektare sawah yang ada di wilayahnya, lebih dari 30 hektare sawah terendam banjir dan juga terancam gagal panen.
“Tidak hanya desa kami yang area persawahannya terendam banjir, namun, ada 7 desa lain yang mengalami hal serupa,” jelasnya.
Baca Juga:
Rahman Badja Sebut, Sesuai Arahan Kementerian Pemilihan Calon Paskibraka Diseleksi Secara Online
Dia melanjutkan jika salah satu penyebab hal tersebut adalah tidak bekerjanya saluran irigasi yang seharusnya dapat membuang aliran air sungai. (*/Mey)