Medan, gemasulawesi - Baru-baru ini, heboh kasus penipuan dessert box di Medan yang menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Video viral di media sosial menunjukkan seorang korban yang membuka pesanan dessert box, hanya untuk menemukan bahwa isinya tidak sesuai dengan yang dijanjikan dalam promosi.
Inisial pelanggan tersebut adalah (R), yang awalnya tergoda dengan promosi dessert box yang agresif diiklankan di media sosial dengan harga khusus Rp 55.000 untuk 5 box kue.
Janji kualitas makanan yang lezat dan gambar-gambar menarik membuatnya memesan dua paket dessert box.
Namun, saat paket tersebut tiba, (R) mengalami kekecewaan besar.
Isi dessert box tidak sebanding dengan yang dijanjikan; beberapa hanya berupa sepotong kue sederhana dengan olesan selai strawberry, bahkan ada yang mengeluarkan aroma tidak sedap.
Hal ini tidak hanya mengecewakan, tetapi juga merugikan (R) dan temannya.
Usai video tersebut viral, ternyata warganet lain juga menceritakan hal serupa.
“Minggu kemarin juga kena kejadian yang sama, pas ditanya dari WA, apakah kuenya sesuai dengan yang di gambar. Katanya, sesuai sampai dia kirim foto yang ada di dalam kulkas. Ternyata sampai di sini, kuenya kecil-kecil,” tulis akun @kri***.
Bahkan warganet lain juga mengaku menjadi korban yang sama 3 tahun lalu.
“Lho? Masih ada sampe sekarang. Saya juga jadi korban 3 tahun lalu,” tulis akun @mas***.
Kejadian ini menyoroti betapa media sosial, meskipun efektif dalam mempromosikan, juga memberikan celah bagi praktik penipuan yang merugikan konsumen.
Ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, baik pelanggan maupun pelaku bisnis, untuk meningkatkan kewaspadaan saat bertransaksi online.
Konsumen perlu lebih berhati-hati dalam menanggapi promosi-promosi yang terlalu menggiurkan dengan harga yang terlalu murah.
Menggunakan metode pembayaran aman seperti COD (cash on delivery) bisa membantu menghindari penipuan semacam ini.
Sementara itu, pelaku bisnis harus memastikan bahwa promosi mereka tidak hanya menarik dari segi harga, tetapi juga dapat dipertanggungjawabkan dari segi kualitas produk dan pelayanan.
Kesadaran akan risiko penipuan dalam transaksi online adalah langkah penting untuk menjaga kepercayaan dan keamanan dalam berbelanja.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan peningkatan kesadaran konsumen, diharapkan kasus-kasus penipuan semacam ini dapat diminimalisir, sehingga pengalaman negatif yang dialami oleh (R) dan pelanggan lainnya dapat dihindari di masa depan. (*/Shofia)