Memanas! Blokade Jalan oleh Mahasiswa Universitas Negeri Makassar Saat Demo Picu Kemarahan Warga, Begini Kronologinya

Mahasiswa Universitas Negeri Makassar melakukan blokade jalan saat aksi demonstrasi hingga picu kemarahan warga. Source: Foto/Tangkap layar Instagram @fakta.indo

Makassar, gemasulawesi - Aksi demonstrasi mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi pusat perhatian setelah memicu kemarahan warga sekitar. 

Demonstrasi ini berujung pada penutupan Jalan AP Pettarani, salah satu ruas jalan utama di Makassar, selama empat jam.

Akibatnya, kemacetan parah terjadi, dan warga yang terdampak menjadi semakin frustrasi.

Menurut Kasat Lantas Polrestabes Makassar, Kompol Mamat Rahmat, aksi blokade jalan oleh mahasiswa ini menyebabkan truk-truk dan kendaraan lainnya terhenti di sepanjang jalan yang terkena dampak. 

Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Mengebom 2 Lokasi Terpisah di Kota Gaza Utara, 9 Warga Palestina Dilaporkan Tewas

Penutupan jalan ini berlangsung pada Senin, 26 Agustus 2024, hingga pukul 21.00 WITA, dan membuat banyak pengguna jalan dan warga sekitar kesulitan untuk melanjutkan aktivitas mereka.

Kendaraan yang terjebak di tengah kemacetan tidak bisa bergerak, dan situasi semakin memanas seiring berjalannya waktu.

Seiring dengan bertambahnya durasi penutupan jalan, kemarahan warga semakin memuncak. 

Mereka merasa terganggu dengan lamanya demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa, yang menurut mereka mengabaikan kepentingan umum.

Baca Juga:
Klaim Orang Yahudi Memiliki Hak untuk Berdoa, Menteri Keamanan Nasional Penjajah Israel Sebut Akan Membangun Sinagoge di Masjid Al Aqsa

Kemarahan warga yang memuncak akhirnya berujung bentrokan dengan para mahasiswa. 

Aksi menegangkan dengan saling lempar antara mahasiswa dan warga pun tak terhindarkan. 

Ketegangan ini semakin meningkat ketika sekelompok warga yang marah memutuskan untuk menyerbu kampus UNM.

Dalam serangan ini, warga yang sudah kesal dengan tindakan para mahasiswa merusak pagar kampus sebagai bentuk protes. 

Baca Juga:
Sesuai Hasil Pemetaan Kerawanan oleh Bawaslu, Sulawesi Selatan Masuk dalam 5 Provinsi untuk Kategori Rawan Tinggi Pilkada 2024

Mereka menganggap bahwa tindakan mahasiswa yang menutup jalan utama hingga larut malam telah mengganggu kehidupan mereka, terutama bagi mereka yang harus beraktivitas di malam hari atau hendak pulang ke rumah. 

Kerusakan yang terjadi di kampus tersebut mencerminkan seberapa besar dampak emosional yang dirasakan oleh warga akibat aksi blokade jalan yang berkepanjangan ini.

Pihak kepolisian, yang telah berupaya menjaga ketertiban selama demonstrasi berlangsung, juga menghadapi kesulitan dalam mengendalikan situasi. 

Meskipun mereka sudah berada di lokasi sejak awal unjuk rasa, penanganan massa yang semakin emosional menjadi tantangan tersendiri. 

Baca Juga:
Karena Ada Jaminan Keamanan TNI dan Polri, Ketua KPU Minahasa Utara Sebut KPU Minut Semakin Percaya Diri dalam Menyelenggarakan Pilkada 2024

Ketika warga mulai menyerbu kampus, pihak berwenang segera mencoba menenangkan situasi untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. 

Namun, ketegangan antara mahasiswa dan warga sudah terlanjur membara, menciptakan suasana yang semakin sulit untuk dikendalikan.

Dengan adanya insiden ini, diharapkan ada langkah-langkah preventif yang lebih baik di masa depan, baik dari pihak kampus maupun aparat keamanan, untuk mencegah terjadinya konflik antara mahasiswa dan warga. 

Penanganan aksi unjuk rasa yang lebih tertib dan terorganisir dapat membantu menghindari kerusakan properti dan ketegangan sosial di kemudian hari. (*/Shofia)

Bagikan: