Baru Terungkap! Anak Bos Toko Roti yang Viral Usai Aniaya Pegawai Ternyata Dikenal Tempramental, Polisi Bakal Tes Kejiwaannya

Tes kejiwaan akan dilakukan terhadap George Sugama Halim usai kasus penganiayaan karyawati toko roti viral. Source: Foto/dok. Polda Metro Jaya

Jakarta, gemasulawesi - Kasus penganiayaan karyawati toko roti yang dilakukan George Sugama Halim (GSH), anak pemilik toko roti di kawasan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, terus menjadi sorotan publik. 

Fakta baru terungkap bahwa George tidak hanya sekali melakukan aksi kekerasan, tetapi seringkali menunjukkan perilaku temperamental dan merusak barang di tempat kerja.

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, mengungkapkan bahwa berdasarkan keterangan sejumlah saksi, George kerap meluapkan emosinya secara berlebihan. 

Bukan hanya melemparkan barang, namun tindakannya juga sering berujung pada ancaman kekerasan terhadap karyawan yang sedang bekerja.

Baca Juga:
Serobot Jalur Sepeda, Pengemudi Ojol Ini Malah Ngamuk Saat Ditegur dan Tendang Pesepeda di Jakarta Pusat, Polisi Turun Tangan

"Ada memang lebih dari satu kali dia emosi dan melampiaskan kemarahannya dengan merusak barang-barang yang ada di lokasi kejadian ataupun melukai karyawan. Kalau ada karyawan yang berhadapan dengannya saat itu, mereka juga bisa terkena amarahnya," jelas Nicolas kepada awak media pada Selasa, 17 Desember 2024.

Untuk mengetahui lebih dalam kondisi mental George Sugama Halim, polisi akan melakukan tes kejiwaan dan pemeriksaan psikologis. 

Langkah ini dinilai penting mengingat perilakunya yang tidak wajar serta dugaan bahwa ia memiliki masalah dalam mengontrol emosinya.

"Kami akan melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap tersangka ini. Pemeriksaan psikologis akan membantu memastikan kondisi mentalnya," tegas Nicolas.

Baca Juga:
SMP Model Toniasa Parigi, Implementasikan P5 Dalam Bentuk Karya Nyata

Isu mengenai kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan intelektual (IQ) George juga menjadi perbincangan di media sosial. 

Banyak pihak mempertanyakan apakah perilakunya yang sering meledak-ledak dipengaruhi oleh kondisi psikologis tertentu.

"Hal ini akan menjadi fokus dalam penyelidikan lanjutan kami. Jika ada indikasi masalah psikologis, akan segera kami ungkap," lanjut Nicolas.

Kasus penganiayaan ini bermula ketika George melempar loyang ke arah korban, seorang karyawati bernama Dwi Ayu. 

Baca Juga:
Aksi Kecelakaan Maut di Tol Ngawi Libatkan Mobil Tabrak Truk Hingga Sebabkan 1 Orang Tewas, Begini Kronologinya

Insiden tersebut terekam dan viral di media sosial, memicu kecaman dari warganet dan perhatian pihak kepolisian. Namun, menurut keterangan saksi, perilaku George tidak hanya terjadi sekali.

Salah satu karyawan yang enggan disebutkan namanya mengaku bahwa George sering meluapkan amarahnya dengan cara merusak barang-barang di toko. 

"Kalau lagi marah, apa pun dilempar. Kadang barang dagangan, kadang alat-alat di toko. Kami jadi takut bekerja," ujarnya.

Tindakan George yang dikenal 'tantrum' di tempat kerja membuat lingkungan toko roti milik keluarganya menjadi tidak kondusif. 

Baca Juga:
Viral 2 Pengendara Motor Ini Terperosok ke Jurang di Jalur Lama Telaga Sarangan Magetan Gegara Rem Blong, Ini Kronologinya

Beberapa karyawan bahkan memilih untuk berhenti bekerja karena tidak tahan dengan sifatnya yang kasar dan temperamental.

Meski awalnya dikenal emosional, George tampak ciut saat dihadirkan dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Timur. 

Dalam kesempatan itu, George akhirnya mengungkapkan penyesalannya atas tindakan yang membuat korban terluka.

"Saya khilaf," ucap George singkat ketika ditanya oleh wartawan. Ia juga menganggukkan kepala saat ditanya apakah ia menyesali perbuatannya. Namun ketika ditanya lebih lanjut tentang motif atau kebiasaannya, George memilih untuk diam.

Baca Juga:
Viral! Pria Ini Nekat Merampok dan Ancam Karyawan Toko dengan Pistol Mainan di Butik Probolinggo, Polisi Beberkan Motifnya

"No comment," jawabnya singkat.

Pihak kepolisian memastikan akan menindaklanjuti kasus ini dengan serius. Kombes Nicolas menegaskan bahwa tidak ada toleransi terhadap tindakan kekerasan, terutama di lingkungan kerja. 

Ia juga mengimbau korban untuk berani melapor agar penanganan kasus ini bisa lebih cepat diselesaikan.

"Kami menghimbau seluruh pihak, baik korban maupun saksi, agar segera melapor jika mengalami atau menyaksikan tindakan kekerasan. Kami akan menindak tegas sesuai hukum yang berlaku," katanya.

Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa lingkungan kerja harus bebas dari tindakan kekerasan, baik verbal maupun fisik. 

Baca Juga:
Geger! Dua Pria Asal Probolinggo Ditangkap Polisi Gegara Temukan 218,29 Gram Sabu di Sampang, Begini Kronologinya

Selain itu, pengelolaan emosi dan komunikasi yang baik sangat diperlukan agar hubungan antara atasan dan karyawan tetap profesional dan kondusif.

Dengan adanya tes psikologis terhadap George Sugama Halim, diharapkan proses penyelidikan bisa memberikan gambaran lebih jelas mengenai penyebab perilaku kekerasannya. 

Masyarakat pun menantikan perkembangan kasus ini agar keadilan bagi korban bisa ditegakkan. (*/Shofia)

Bagikan: