Basarnas Ungkap Tantangan Berat saat Operasi Penyelamatan Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

Ket. Foto potret proses pencarian penumpang kapal tenggelam di Selat Bali Source: (Foto/ANTARA/HO-Basarnas Bali)

Nasional, gemasulawesi - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyampaikan tantangan berat yang mereka hadapi dalam operasi pencarian korban tenggelamnya kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.

Kapal tersebut mengalami musibah tenggelam pada Rabu, 2 Juli 2025, sekitar 40 menit setelah berlayar dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk di Bali. Dalam insiden ini, kapal diketahui membawa 53 penumpang, 12 kru, serta 22 unit kendaraan.

Setelah laporan kecelakaan diterima, tim SAR gabungan segera dikerahkan untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan. Namun, kondisi alam yang ekstrem menjadi kendala serius.

Cuaca buruk yang diduga menjadi penyebab utama tenggelamnya kapal, ternyata juga mempersulit proses evakuasi. Gelombang tinggi dan angin kencang menjadi tantangan utama bagi para petugas yang berada di lapangan, baik di laut maupun udara.

Baca Juga:
FKPT Sulawesi Tengah Ingatkan Generasi Muda untuk Jangan Tertipu dengan Bujuk Raju Pelaku Teror

Tantangan tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, pada Kamis, 3 Juli 2025.

Dalam keterangannya, Syafii menjelaskan bahwa tim SAR menghadapi kondisi laut yang sangat menantang dengan gelombang mencapai 2 hingga 2,5 meter, disertai angin kencang dan arus laut yang kuat.

“Informasi dari BMKG serta pengamatan visual di lapangan, saat ini gelombang laut mencapai 2-2,5 meter disertai angin kencang dan arus laut kuat,” tegas Syafii.

Untuk memastikan operasi pencarian berlangsung efektif, Basarnas menugaskan SAR Mission Coordinator (SMC) untuk memimpin langsung koordinasi seluruh unsur pencarian, baik yang berada di laut maupun yang melakukan pengamatan dari udara.

Baca Juga:
Pemkab Buol Gerak Cepat Tertibkan Tambang Emas Ilegal, Dorong 30 Titik WPR Demi Tambang Rakyat Legal

Koordinasi ini penting agar setiap gerakan tim bisa lebih terarah dan tidak terhambat oleh kondisi cuaca ekstrem yang berubah-ubah.

Sebagai bagian dari strategi operasi udara, Basarnas juga mengerahkan helikopter tipe Dauphin AS365 HR-3606 ke lokasi kejadian di Banyuwangi.

Helikopter ini difungsikan untuk melakukan observasi visual dari udara, membantu pencarian, serta memberikan dukungan evakuasi apabila diperlukan. Kehadiran helikopter sangat krusial untuk memperluas jangkauan pencarian yang tidak bisa dilakukan oleh kapal atau tim penyelam secara langsung.

Tak hanya itu, upaya pencarian juga diperkuat dengan keberangkatan 13 personel Basarnas Spesial Grup (BSG) dari Jakarta.

Baca Juga:
Gus Ipul Ajak Universitas An Nur Lampung Dukung Pengentasan Kemiskinan dan Pendidikan Inklusif Melalui Kolaborasi Nyata

Mereka memiliki keahlian khusus dalam penyelamatan bawah air dan diharapkan mampu menembus area laut dalam atau lokasi kapal tenggelam yang sulit dijangkau oleh penyelam biasa. Kualifikasi khusus yang dimiliki BSG menjadi nilai tambah dalam misi pencarian yang penuh risiko ini.

Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya ini menambah catatan kelam kecelakaan transportasi laut di Indonesia. (Antara)

Bagikan: