Internasional, gemasulawesi – Hari Minggu kemarin, tanggal 14 Januari 2024, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyatakan pihaknya siap untuk melakukan perang tanpa batas dengan Israel.
Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal Hizbullah tersebut di tengah baku tembak lintas batas yang terjadi antara Hizbullah dengan Israel.
Dalam pidatonya, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassa Nasrallah, menyebutkan Israel dan tentara serta pemukimnya adalah pihak yang takut akan perang dan bukan Lebanon.
Baca Juga:
Usaha Bertahan Hidup, Warga Palestina Berjuang Hidupkan Kembali Pasar di Kamp Pengungsi Jabalia
Diketahui jika pernyataan tersebut dikeluarkan Hizbullah setelah 1 minggu sebelumnya, Komandan Senior Hizbullah, Wissam Al-Tawil, terbunuh karena serangan udara yang dilakukan Israel di Lebanon.
Nasrallah menegaskan Hizbullah telah siap untuk berperang dalam 99 hari terakhir.
“Hizbullah akan menerima perang dan akan berperang tanpa batasan yang ada jika perang akhirnya dipaksakan kepada kami,” katanya.
Baca Juga:
Kasus Genosida Penjajah Israel, Pengacara AS Gambarkan Sidang ICJ Sebagai Momen Bersejarah
Nasrallah juga menyampaikan jika Israel menyembunyikan korban dari serangan yang dilakukan mereka.
Dia menambahkan jika ketika perang berhenti, musuh nantinya akan menghadapi bencana akibat perlawanan di Jalur Gaza.
Sejak perang pecah di tanggal 7 Oktober 2023, ketegangan dilaporkan meningkat di sepanjang perbatasan antara Lebanon dengan Israel.
Baku tembak juga terjadi di lintas perbatasan antara kedua belah pihak yang disebutkan merupakan bentrokan paling mematikan sejak Israel dan Lebanon melakukan serangan skala penuh dalam perang yang terjadi di tahun 2006 lalu.
Di sisi lain, terdapat laporan yang menyebutkan Presiden AS, Joe Biden, kehilangan kesabarannya terhadap PM Israel, Benjamin Netanyahu.
Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, ini dikarenakan konflik yang terjadi di Jalur Gaza hingga sekarang.
Baca Juga:
Ajukan Kasus Genosida Penjajah Israel ke ICJ, Afrika Selatan Diwakili Salah Satu Pengacara Terkemuka
Menurut laporan, Joe Biden dan para pejabat senior AS semakin merasakan frustasi terhadap Benjamin Netanyahu dan juga para pendukungnya karena menolak untuk memenuhi permintaan yang diajukan AS tentang perang Palestina.
“Situasinya buruk dan kesabaran Presiden Biden telah habis,” bunyi laporan tersebut.
Beberapa permintaan AS kepada PM Israel adalah kelambanan Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza dan pengurangan operasi Israel di Gaza. (*/Mey)