Internasional, gemasulawesi – Hari Rabu kemarin, sebanyak 5 truk bantuan kemanusiaan yang membawa obat-obatan dilaporkan telah berhasil memasuki Jalur Gaza.
Sebelumnya, ke-5 truk tersebut harus terlebih dahulu melewati pemeriksaan atau inspeksi yang dilakukan penjajah Israel yang disebutkan untuk keamanan.
Menurut laporan, 5 truk tersebut memasuki Jalur Gaza sebagai bagian dari kesepakatan antara penjajah Israel dengan pejuang Hamas sebelumnya.
Kesepakatan tersebut diketahui berhasil dilakukan dengan mediasi dari Qatar.
Laporan yang sama melaporkan jika truk-truk tersebut diperiksa para tentara penjajah Israel di Persimpangan Karm Abu Salem.
Setelahnya, kelimanya dapat melanjutkan perjalanan mereka ke perbatasan Rafah untuk kemudian menuju ke Jalur Gaza.
Baca Juga:
Infrastruktur Rusak, Ini Cara Masyarakat Mengisi Daya Ponsel di Jalur Gaza
Hal ini juga terjadi di tengah meningkatnya kontroversi di wilayah penjajah Israel setelah sebelumnya Hamas membuat pengumuman tentang perjanjian untuk mengirimkan obat-obatan kepada para sandera dengan imbalan terdapat juga obat-obatan dalam jumlah yang sama untuk rakyat Palestina.
Namun, pengumuman tersebut juga menyebutkan jika bantuan obat-obatan tersebut juga tanpa dilakukan pemeriksaan oleh penjajah Israel.
Sebelumnya, Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, telah memberikan instruksinya untuk para tentara memeriksa truk bantuan obat-obatan sebelum memasuki Jalur Gaza.
“Benjamin Netanyahu mengarahkan para tentara untuk melakukan pemeriksaan terhadap truk-truk yang nantinya akan memasuki Jalur Gaza dengan membawa obat-obatan,” bunyi laporan tersebut.
Dia diketahui sebelumnya mendapatkan kritikan karena mengizinkan truk bantuan medis dapat masuk ke Jalur Gaza tanpa harus diperiksa terlebih dahulu.
Di hari Selasa, Qatar mengumumkan, yang bekerja sama dengan Prancis, terkait kesepakatan bantuan medis antara Hamas dengan penjajah Israel.
Baca Juga:
Tegaskan Menolak Reformasi, Otoritas Palestina Sebut Dikarenakan Berdasarkan Agenda Eksternal
Hamas sendiri menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza dan juga pembebasan tahanan Palestina yang ditawan di penjara-penjara penjajah Israel.
Itu disertai dengan imbalan membebaskan para tahanan penjajah Israel yang berada di Jalur Gaza.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023, konflik di Gaza telah menyebabkan lebih dari 24 ribu tewas dengan termasuk kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak dan lansia.
Baca Juga:
Agresi Masih Berlanjut, Norwegia sedang Upayakan Pemerintahan Baru Palestina
Mayoritas infrastruktur di Gaza hancur yang membuatnya seolah tampak seperti kota mati yang tidak layak untuk dihuni. (*/Mey)