Internasional, gemasulawesi – Baru-baru ini, Menteri Keamanan penjajah Israel, Itamar Ben-Gvir, disebutkan melanjutkan pola komentar ekstrem yang kerap dilakukan pejabat Israel.
Diketahui jika Menteri Keamanan penjajah Israel, Itamar Ben-Gvir, menyerukan untuk melakukan pendudukan Jalur Gaza, yang selama ini telah menjadi pusat utama agresi yang dilakukan penjajah Israel di Jalur Gaza.
Menurut laporan yang sama, Menteri Keamanan Penjajah Israel, Itamar Ben-Gvir, menyatakan bahwa yang dibutuhkan ‘disini’ adalah pekerjaan.
Itamar Ben-Gvir yang juga diketahui merupakan pejabat ekstremis penjajah Israel menerangkan jika seseorang hadir di lapangan, maka dia berarti mempunyai kecerdasan dan juga kendali untuk itu.
“Anda merupakan tuan tanahnya,” katanya.
Dilaporkan jika situasi ini terjadi saat pemerintah penjajah Israel sebelumnya bersumpah akan terus melakukan agresi yang lebih lama di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Bagian dari Kampanye Kemanusiaan, Arab Saudi Kirimkan Pesawat, Kapal dan Truk Bantuan ke Jalur Gaza
Hal ini keras kepala dilakukan mereka meskipun berbagai pihak di dunia terus menyerukan gencatan senjata yang sesegera mungkin.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan dalam kesempatan berbeda jika negara-negara Arab tidak tertarik untuk melibatkan dirinya dalam hal pembangunan Jalur Gaza kembali jika akan ‘diratakan’ kembali.
Dalam wawancaranya dengan media, Blinken mengungkapkan terdapat sebuah persamaan baru di kawasan Timur Tengah.
Baca Juga:
Dilaporkan untuk Beristirahat dan Berlatih, Penjajah Israel Menarik 1 Divisi Tentara dari Jalur Gaza
“Kesamaan baru tersebut adalah negara-negara tetangga Arab dan muslim Israel siap untuk mengintegrasikan negara penjajah Israel ke wilayah itu,” ucapnya.
Tetapi, menurut Blinken, mereka juga memiliki komitmen yang sama untuk jalan menuju perdamaian yang diinginkan semua orang.
“Meskipun begitu, baik AS maupun negara-negara Arab, mereka sama-sama mempercayai jika hingga masalah ini selesai, penjajah Israel dan kawasan Timur Tengah tidak akan memiliki perdamaian dan juga keamanan,” terangnya.
Selain itu, menurutnya, tidak akan ada juga stabilitas yang diinginkan terpenuhi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, mengungkapkan pernyataan jika negaranya dapat mengakui keberadaan negara penjajah Israel jika tercapai kesepakatan yang komprehensif.
“Itu juga termasuk dengan status kenegaraan untuk Palestina,” tegasnya.
Baca Juga:
Telah Lewati 100 Hari Perang, Pakar Sebut Konflik Gaza dan Suriah Miliki Sejumlah Kesamaan
Hingga sekarang, agresi di Jalur Gaza telah membuat lebih dari 24 ribu rakyat Palestina meninggal dengan banyak anak yang masuk di dalamnya. (*/Mey)