Tentara Penjajah Israel Nyatakan 5 Kota di Dekat Perbatasan dengan Lebanon Sebagai Zona Militer Tertutup

Ket. Foto: Militer Penjajah Israel Nyatakan 5 Kota yang Berbatasan dengan Lebanon Sebagai Zona Militer Tertutup Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Tentara penjajah Israel menyatakan 5 kota di Galilea Barat yang terletak di dekat perbatasan dengan Lebanon sebagai zona militer tertutup dan melarang masuk ke sana.

Dalam sebuah pernyataan, militer penjajah Israel mengatakan setelah penilaian situasional, wilayah Shlomi, Hanita, Rosh HaNikra, dan Arab al-Aramshe di penjajah Israel utara akan dinyatakan sebagai zona militer tertutup mulai pukul 10.00 malam hari ini.

Militer penjajah Israel menyebutkan masuk ke wilayah ini dilarang.

Baca Juga:
Kepala UNRWA Menggambarkan Situasi di Jalur Gaza sebagai Jatuh Bebas Menuju Barbarisme

Hal ini terjadi saat juru bicara tentara penjajah Israel untuk media Arab, Avichay Adraee, memperingatkan warga Lebanon agar tidak berada di pantai Mediterania mulai dari Sungai Awali di selatan karena penjajah Israel berencana untuk mengintensifkan serangannya di daerah itu.

Sejak tanggal 23 September 2024, penjajah Israel telah memperluas genosida di Jalur Gaza hingga mencakup sebagian besar wilayah Lebanon, termasuk ibu kota Beirut, dengan melancarkan kampanye pengeboman yang paling brutal dalam hampir 20 tahun.

Lebih dari 1,2 juta orang telah mengungsi, sebagian mengungsi ke negara Suriah yang dilanda oleh perang.

Baca Juga:
Aktivis Palestina Berusia 66 Tahun Terbunuh setelah Dipukuli Secara Brutal oleh Pasukan Penjajah Israel

Penjajah telah membunuh 34 orang Bulan Sabit Merah Palestina atau PRCS, termasuk 19 orang yang menjadi sasaran langsung saat menjalankan tugas mereka.

Hal tersebut disampaikan pejabat PRCS, Nebal Farsakh, kepada organisasi berita Mesir.

Nebal Farsakh menyatakan tahun 2024 ini adalah tahun yang sangat berat untuk penduduk Jalur Gaza, baik itu dari segi kemanusiaan maupun untuk mereka yang bekerja di sektor kesehatan dan medis.

Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Memberlakukan Lockdown Menyeluruh di Tepi Barat pada Peringatan Pertama Operasi Banjir Al Aqsa

“Fokus utama penjajah Israel adalah menyasar rumah sakit, fasilitas medis, dan pekerja kesehatan,” terangnya.

Petugas PRCS menyebutkan pendudukan telah memaksa RS Al-Quds di Jalur Gaza dan RS Al-Amal berhenti beroperasi, tetapi pihaknya telah berhasil memulihkan layanan di keduanya.

“Tetapi, hari ini, kami menghadapi ancaman penutupan kembali rumah sakit karena penolakan pendudukan untuk mengizinkan pengiriman suku cadang untuk generator,” ucapnya.

Baca Juga:
Perlawanan Irak Dilaporkan Meluncurkan Gelombang Baru Serangan terhadap Target Penjajah Israel

Dalam akun resmi X-nya, PRCS juga mengatakan penjajah Israel telah menargetkan para pekerjanya meski mereka mengenakan lambang Bulan Sabit Merah dan juga menjalankan tugas mereka. (*/Mey)

Bagikan: