Internasional, gemasulawesi – Penjajah Israel memutus kabel listrik yang memasok sejumlah rumah warga Palestina dan juga sebuah sekolah di komunitas Arab al-Malihat, barat laut kota Jericho, Tepi Barat, pada tanggal 6 Februari 2025 dini hari waktu setempat.
Pengawas Umum organisasi Al-Baidar untuk membela hak-hak Badui, Hassan Malihat, menyampaikan sekelompok penjajah menyerbu komunitas itu.
“Dan memutus kabel listrik untuk 5 keluarga di Desa Arab al-Malihat dan untuk sekolah dasar Arab al-Kaabneh di komunitas itu,” tuturnya.
Perlu dicatat para penjajah terus-menerus menyerang komunitas Arab al-Malihat di daerah Al-Mu’arjat dengan tujuan menekan dan memaksa mereka meninggalkan daerah pemukiman mereka.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Meledakkan Sebuah Gudang di Sebuah Rumah di Nablus Tepi Barat
Di sisi lain, mantan Menteri Pertahanan penjajah Israel, Yoav Gallant, menyampaikan bahwa Benjamin Netanyahu takut menghadapi Hizbullah dan yakin hal tersebut akan menyebabkan kehancuran Tel Aviv.
Dalam wawancara dengan media penjajah Israel, dia menyampaikan dia bertemu dengan Benjamin Netanyahu setelah peristiwa 7 Oktober 2023 dan diberitahu bahwa ada kekhawatiran ribuan tentara penjajah Israel akan terbunuh di Jalur Gaza jika invasi darat disetujui.
“Netanyahu menunjukkan kepada saya gedung-gedung di Tel Aviv dari jendela kantornya dan mengatakan kepada saya ‘Hizbullah akan menghancurkan segalanya jika kita menyerangnya’,” katanya.
Tentang keputusan untuk menyerang Gaza, dia menyatakan Netanyahu mengatakan kepadanya ‘kita’ akan melihat ribuan orang tewas dalam serangan di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Memberlakukan Jam Malam di Kota Tamoun Selatan Tubas
“Saya katakan kepadanya ‘kita tidak akan melihat ribuan orang tewas. Selain itu, untuk apa kita mempunyai tentara jika kita tidak mengaktifkannya setelah mereka membunuh 1.000 warga kita dan menculik puluhan orang? Perjuangan untuk memasuki serangan tersebut tidak mudah,” ujarnya.
Dia menyebutkan pembenaran Benjamin Netanyahu adalah Hamas akan menggunakan mereka yang diculik sebagai perisai manusia.
“Tetapi saya katakan kepadanya ‘kami hanya mempunyai satu kesamaan dengan Hamas, yaitu bahwa kami ingin melindungi mereka yang ‘diculik’,” ungkapnya. (*/Mey)