Seorang Warga Penjajah Israel dan 4 Lainnya Terluka dalam Serangan Penusukan di Haifa

Ket. Foto: Seorang Warga Penjajah Israel Tewas dalam Serangan Penusukan yang Terjadi di Haifa Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Seorang warga penjajah Israel tewas dan 4 lainnya terluka dengan tingkat luka yang bervariasi pada hari Senin pagi, tanggal 3 Maret 2025 waktu setempat, dalam serangan penusukan di kota Haifa di wilayah Palestina yang diduduki.

Media penjajah Israel menyampaikan seorang warga penjajah Israel tewas dan 4 lainnya cedera, termasuk 2 orang dalam kondisi kritis akibat serangan penusukan di stasiun bus pusat di Haifa.

“Polisi penjajah Israel telah membunuh pelaku,” ujar mereka.

Korban tewas adalah seorang pria yang berusia 70 tahun. Petugas medis merawat 4 orang yang terluka, termasuk 3 orang yang berada dalam kondisi serius.

Baca Juga:
Seorang Bayi Palestina Mati Lemas Akibat Gas Air Mata yang Ditembakkan Pasukan Penjajah Israel di Kamp Jenin

Mereka termasuk seorang anak laki-laki berusia 15 tahun serta seorang pria dan seorang wanita berusia 30-an.

Polisi penjajah Israel menyampaikan meski 1 tersangka dalam serangan penusukan Haifa telah tewas, mereka masih mencari kemungkinan kaki tangannya.

“Insiden tersebut belum berakhir,” ucap Arutz Sheva dari penjajah Israel mengutip pernyataan juru bicara kepolisian Ariyeh Doron.

Dia melanjutkan sejumlah besar polisi dan pasukan keamanan beroperasi di daerah itu.

Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Terus Menghancurkan Properti Pribadi dan Publik di Rafah Meski Ada Gencatan Senjata

“Setelah menyelesaikan pencarian, kami akan menyatakan insiden itu berakhir,” ungkapnya.

Identitas penyerang belum diumumkan. Komisaris polisi menyatakan hal itu belum diketahui oleh petugas keamanan, jadi penyelidikan masih berlanjut.

Investigasi lain sedang diluncurkan terkait kemungkinan bahwa pria berusia 70 tahun yang dinyatakan meninggal itu ditembak secara tidak sengaja oleh petugas keamanan di darat.

Di sisi lain, Luciano Zaccara, profesor madya politik teluk di Universitas Qatar, menilai bahwa meski Benjamin Netanyahu tidak ingin memulai kembali perang, dia mendapat banyak tekanan dari elemen sayap kanan pemerintahannya yang membenci kesepakatan gencatan senjata.

Baca Juga:
Penduduk Kolonial Penjajah Israel Melepaskan Ternak Mereka ke Lahan Pertanian Milik Petani Palestina di Lembah Yordan Utara

“Netanyahu mencoba mempermainkan kedua belah pihak,” tuturnya kepada media.

Dia menambahkan Netanyahu mencoba menyalahkan Hamas karena gagal memperpanjang fase pertama sementara Hamas-lah yang meminta penjajah Israel untuk beralih ke fase kedua. (*/Mey)

Bagikan: