Internasional, gemasulawesi – Beberapa warga Palestina terluka pada hari Sabtu malam, tanggal 8 Maret 2025 waktu setempat, ketika mereka diserang oleh penjajah Israel bersenjata di daerah Masafer Yatta yang terletak di selatan Hebron di Tepi Barat.
Osama Makhamra, aktivis anti-pemukiman, melaporkan kepada media bahwa penjajah dari pemukiman Susya yang dibangun secara ilegal di tanah Masafer Yatta menyerang penduduk Palestina di komunitas Wadi Jahish, termasuk dengan wanita dan anak-anak pada saat berbuka puasa.
Di bawah perlindungan pasukan penjajah Israel, para penjajah Israel menyerang penduduk dengan tongkat yang mengakibatkan luka-luka termasuk memar.
“Para penjajah Israel juga mencabut beberapa pohon di daerah itu selama serangan tersebut,” ujarnya.
Baca Juga:
Sebanyak 13 Warga Palestina Ditahan oleh Pasukan Penjajah Israel selama Serangan di Hebron
Bersamaan dengan itu, pasukan penjajah Israel menahan Ahmed Khaled al-Najjar, seorang pria penyandang disabilitas, saat dia sedang menggembalakan domba di dekat rumahnya di daerah al-Qawwais, Masafer Yatta.
Menurut laporan Komisi Perlawanan Tembok dan Pemukiman, pasukan dan penjajah Israel melakukan 1.705 serangan terhadap warga Palestina dan properti mereka pada bulan Februari.
Dari jumlah itu, pasukan penjajah Israel bertanggung jawab atas 1.475 serangan sementara penjajah Israel melakukan 230 serangan.
Sebagian besar insiden ini terjadi di wilayah Nablus, dengan 300 serangan, diikuti dengan Hebron 267 serangan, dan Ramallah serta Al-Bireh dengan 263 serangan.
Baca Juga:
Otoritas Penjajah Israel Menolak untuk Menyerahkan Seluruh Bagian Masjid Ibrahimi di Hebron
Di sisi lain, Hamas menyambut baik tenggat waktu yang diberikan Houthi kepada penjajah Israel untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas juga meminta masyarakat internasional dan PBB untuk mengambil tindakan segera untuk menghentikan kejahatan kelaparan yang dilakukan oleh pemerintah penjajah Israel terhadap warga sipil tak berdosa di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Abdul Malik al-Houthi, kepala kelompok Houthi, memberi penjajah Israel batas waktu 4 hari untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza atau penjajah Israel akan melanjutkan operasi angkatan laut melawan penjajah Israel. (*/Mey)