Kupas Tuntas, Gemasulawesi – “The Longest Day” adalah karya sinematik yang merentang ruang dan waktu untuk memvisualisasikan salah satu momen krusial dalam sejarah dunia: invasi D-Day di Normandia selama Perang Dunia II.
Film ini menghadirkan sorotan mendalam terhadap momen persiapan dan pelaksanaan invasi yang mengguncangkan dunia, serta menampilkan jalinan kisah dari beragam karakter yang berperan dalam kejadian epik ini.
Latar belakang Perang Dunia II menjadi panggung bagi cerita “The Longest Day.” Film ini menggambarkan persiapan yang intens sebelum dimulainya pertempuran besar-besaran.
Namun, apa yang membuat film ini begitu khas adalah cara pengambilan sudut pandang yang berbeda dari yang biasa kita temui.
Dalam film ini, penonton diajak berjalan sejenak dengan puluhan karakter yang bergerak di medan perang, dan melalui mereka, kita mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang peristiwa D-Day.
Penting untuk dicatat bahwa “The Longest Day” tidak hanya berfokus pada aspek dramatis dari perang, tetapi juga menghadirkan elemen humor yang muncul di tengah-tengah situasi tegang.
Kehadiran komedi dalam film ini memberikan sentuhan manusiawi pada para karakter, membawa penonton melihat sisi-sisi kemanusiaan dalam momen-momen yang penuh tekanan.
Dengan berbagai karakter yang hadir dalam film ini, setiap tokoh tampaknya memiliki cerita tersendiri.
Meskipun tampil sebentar, setiap interaksi dan pengalaman mereka memiliki makna mendalam.
Ini juga menggambarkan betapa kompleksnya peristiwa perang dan bagaimana peristiwa besar bisa memengaruhi banyak nyawa yang berjalan seiring.
“The Longest Day” menghidupkan kembali invasi D-Day dengan pengambilan gambar yang kuat dan tajam.
Film ini menggabungkan detail sejarah yang akurat dengan narasi yang mendalam, memungkinkan penonton merasakan keberanian, perjuangan, dan kemanusiaan yang terkandung dalam momen-momen penting ini.
Sebuah karya sinematik yang tidak hanya mengajak kita untuk mengenang sejarah, tetapi juga merenungkan nilai-nilai manusiawi di tengah gemuruh perang. (*/Haris Wahyu Pratama)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News