Banjir, Ratusan Warga Kota Gorontalo Mengungsi

<p>Banjir Kota Gorontalo, Jumat 3 Juli 2020.</p>
Banjir Kota Gorontalo, Jumat 3 Juli 2020.

Berita sulawesi, gemasulawesiBanjir lagi, ratusan warga Kota Gorontalo mengungsi.  

Akibat hujan yang mengguyur Kota Gorontalo beberapa jam terakhir, membuat sungai Bone kembali meluap.

“Pengungsi terus berdatangan. Kita menyiapkan bantuan apapun, bekerjasama dengan Dinas Sosial, Biro Umum dan instansi lainnya. Kita siapkan karpet dan kebutuhan dasar lainnya,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Gorontalo Sumarwoto, di Gorontalo, Jumat 3 Juli 2020.

Akibat banjir, sejumlah warga Kota Gorontalo yang tinggal di bantaran sungai memilih untuk mengungsi.

Salah satu lokasi pengungsian banjir yakni di gedung Bele Li Mbui (BLM). Gedung itu menjadi posko banjir yang dikelola Pemprov Gorontalo.

Baca Juga: Info Terkini Corona Sulteng, Tambah Satu Pasien Sembuh Asal Tolitoli

Hingga pukul 17:33 Wita, pengungsi korban banjir yang ditampung di BLM berjumlah 360 orang. Rinciannya 279 dewasa, 69 anak-anak dan 12 diantaranya bayi.

“Kami berharap pengungsi banjir yang datang, tetap memperhatikan protokol kesehatan di tengah upaya pencegahan covid-19,” tuturnya.

Ia melanjutkan, di posko banjir juga disiapkan masker dan tempat cuci tangan dan sabun.

Sebelumnya, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menilai pembangunan waduk menjadi solusi mengatasi banjir, akibat meluapnya sungai Bone. Banjir itu beberapa pekan lalu melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo.

“Jalan satu satunya yang harus kita lakukan waduk di Dumbaya Bulan itu jadi. Beda ketinggian antara Talumolo dan Suwawa di Timur itu 110 meter, bayangkan air ke sini itu deras. Apalagi air laut naik, air sungai masuk maka dia meluap ke mana-mana,” ungkap Rusli.

Waduk Dumbaya Bulan sejatinya sudah pernah diusulkan tahun 1998 silam, kala Presiden ketiga BJ Habibie menjabat.

Tim dari Bappenas sempat diturunkan dan desain awalnya sudah disiapkan. Krisis ekonomi dan konstalasi politik dalam negeri yang tidak stabil membuat program itu terlupakan.

Di era Rusli Habibie, asa untuk waduk Dumbaya Bulan atau sekarang diberi nama Waduk Bone Ulu kembali diusulkan. Pengusulannya berbarengan dengan Waduk Bulango Ulu. Belakangan, usulan Waduk Bulango Ulu yang diakomosir pusat dan saat ini dalam proses pembebasan lahan.

“Harusnya ini dulu (Waduk Dumbaya Bulan). Waktu pak Presiden BJ Habibie pernah diusulkan. Kalau itu jadi, air hujan dan air sungai debitnya bisa dikendalikan dan dilepas pelan-pelan. Bisa juga untuk irigasi, pembangkit listrik dan tempat wisata,” tutupnya.

Laporan: Muhammad Rafii/Pemkot Gorontalo

...

Artikel Terkait

wave

Demo Tolak TKA di Kendari Sulawesi Tenggara Berakhir Ricuh

Aksi unjuk rasa penolakan TKA di Kantor Imigrasi Kelas I A Kendari Sulawesi Tenggara, berakhir ricuh Berita, Poso Palu dan Parigi Moutong Banggai

Berita Terkini

wave

Aroma Nepotisme dan Akal-akalan Anggaran di Proyek Rehab Ruang Wakil Bupati Menguat

Selain kejanggalan penganggaran pada rehab ruangan wakil bupati parigi moutong, indikasi nepotisme kini juga menguat.

Parah, Mendekati Batas Waktu Pekerjaan Deviasi Proyek Gedung Perpustakaan Parigi Moutong Malah Bertambah Jadi Minus 13 Persen

Bukannya terkejar, deviasi proyek pembangunan gedung perpustakaan malah menjadi minus 13 persen. Keseriusan kontraktor dipertanyakan.

Tiga Mantan Pejabat Bappenda Lombok Tengah Resmi Ditahan

Tiga mantan pejabat Bappenda Lombok tengah resmi ditahan pihak Kejaksaan terkait kasus dugaan korupsi insentif PPJ.

Mengembalikan Mandat Sosial BUMN dalam Bencana Sumatera

Mengembalikan mandat BUMN dalam perannya menangani bencana yang melanda Sumatera dan sekitarnya menjadi topik hangat.

Warga Akui Senang Tempati Rusun Jagakarsa

warga relokasi eks tempat pemakaman umum (TPU) Menteng Pulo 2 mengaku senang menempati Rusun Jagakarsa, Jakarta Selatan.


See All
; ;