Tangerang Selatan, gemasulawesi - Kekeringan yang melanda Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), telah mencapai titik kritis, berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari warga di Kampung Koceak, Kelurahan Kranggan.
Sejak pertengahan Juli 2024, sekitar 120 Kepala Keluarga (KK) di wilayah tersebut menghadapi masalah serius dalam mendapatkan pasokan air bersih.
Krisis ini semakin memperburuk situasi mereka, mengingat sumur-sumur yang biasanya menjadi sumber utama air bersih kini mulai mengering.
Menurut Wakil Ketua RT 06 RW 02 setempat, Nurhidayat, kekeringan di Kampung Koceak sudah berlangsung lebih dari satu bulan.
Baca Juga:
Aksi Oknum Satpol PP Kota Bekasi Diduga Minta Setoran dari Pedagang Kaki Lima Viral di Media Sosial
"Airnya memang ada, tapi volumenya sangat kecil. Sumur-sumur yang sebelumnya bisa mengalirkan air dalam jumlah cukup kini hampir tidak mengeluarkan air sama sekali," ujarnya, dikutip pada Jumat, 6 September 2024.
Kondisi ini membuat warga setempat terpaksa mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air mereka sehari-hari.
Kekeringan yang berkepanjangan ini mengakibatkan kesulitan besar bagi warga Kampung Koceak, terutama untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan memasak.
Beberapa rumah warga bahkan terpaksa membeli air dari luar daerah atau bergantung pada bantuan dari pihak lain.
Selain itu, kekurangan air bersih juga berdampak pada kesehatan, dengan risiko meningkatnya penyakit yang disebabkan oleh konsumsi air yang tidak bersih.
Masalah ini diperparah dengan tingginya suhu udara dan rendahnya curah hujan yang terus menerus mengancam keberlangsungan hidup masyarakat di kawasan tersebut.
Para ahli menyebutkan bahwa perubahan iklim yang menyebabkan pola cuaca tidak menentu berkontribusi pada krisis air bersih ini.
Sebagai langkah jangka panjang, diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi yang lebih intensif untuk menghadapi dampak perubahan iklim.
Pemerintah setempat dan berbagai lembaga terkait telah dihubungi untuk mencari solusi terhadap masalah ini.
Beberapa inisiatif termasuk distribusi air bersih dari sumber alternatif dan perbaikan infrastruktur penyedia air.
Namun, upaya tersebut memerlukan waktu dan koordinasi yang baik agar bisa memberikan hasil yang maksimal.
Sementara itu, warga Kampung Koceak berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan konkret untuk mengatasi kekeringan ini dan mencegah terjadinya krisis serupa di masa depan.
Baca Juga:
Kontroversi Aksi Geng PMI di Jepang, DPR RI Desak KBRI Segera Ambil Langkah Tegas Ini
Mereka juga menginginkan adanya program jangka panjang yang dapat memastikan ketersediaan air bersih secara berkelanjutan.
Kebutuhan mendesak ini menunjukkan perlunya perhatian yang lebih besar terhadap isu kekeringan dan pengelolaan sumber daya air di seluruh wilayah, terutama di daerah-daerah yang rawan kekeringan seperti Kampung Koceak. (*/Shofia)