Sebut Pengangguran Menurun, Jubir Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi Dapat Banyak Bantahan dari Warganet

Potret salah satu jubir Kantor Komunikasi Kepresidenan RI, Dedek Prayudi Source: (Foto/Instagram/@dedek.uki)

Nasional, gemasulawesi - Juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Dedek Prayudi, menjadi perbincangan di media sosial setelah mengklaim bahwa angka pengangguran di Indonesia mengalami penurunan.

Melalui cuitan di akun X atau Twitter pribadinya, @Uki23, pada Minggu, 22 Desember 2024, Dedek Prayudi mempublikasikan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia pada Agustus 2024.

Dalam data tersebut, terlihat bahwa persentase tingkat pengangguran terbuka (TPT) terus menurun dari tahun ke tahun, yaitu 6,49 persen pada Agustus 2021, 5,86 persen pada Agustus 2022, 5,32 persen pada Agustus 2023, dan 4,91 persen pada Agustus 2024.

Dedek Prayudi menyoroti bahwa meski isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sering diperbincangkan, pengurangan angka pengangguran jarang mendapatkan perhatian publik.

Baca Juga:
Henri Subiakto Jelaskan Persamaan Jokowi dan Prabowo Dalam Menangani Kasus Korupsi: Bicara Mencla-mencle

"Banyak yang bahas PHK, tapi gak mau bahas serapan tenaga kerja. Sehingga mereka menolak tahu bahwa pengangguran menurun," tulis Dedek dalam unggahannya sembari menampilkan data tersebut.

Namun, cuitan Dedek Prayudi tersebut justru menuai berbagai tanggapan dari warganet, yang mayoritas mempertanyakan klaim penurunan angka pengangguran.

Beberapa warganet mengkritik logika yang digunakan Dedek, dengan mengaitkannya pada fenomena peningkatan profesi informal seperti ojek online.

"Kocak nih org, logika nya klo serapan tenaga kerja meningkat kagak mungkin banyak yg menjalanin profesi ojek online jadi nalar kewaras tetap hrs di jaga biar gak oke gas ... oke gas saja tanpa meliat realitas di lapangan," tulis akun @4ri***.

Baca Juga:
Soroti Masyarakat Kelas Menengah di Indonesia, Mardani Ali Sera Sebut Kenaikan Tarif PPN 12 Persen Memberatkan

Ada pula warganet yang mempertanyakan keabsahan data tersebut dengan menyebut kemungkinan adanya perubahan definisi tentang "bekerja" yang digunakan dalam penghitungan statistik.

"Apakah sungguh pengangguran menurun. atau definisi 'bekerja' emang diturunkan?" tulis akun @yyj***.

Kritik lainnya mengarah pada kurangnya penjelasan mengenai perbandingan antara pekerja formal dan informal dalam data yang disampaikan.

"Ini trend jumlah pekerja formal sama informalnya ga dikasih tau juga? Biar tau pekerja formalnya turun informalnya naik tapi tetep diclaim keberhasilan mengatasi pengangguran," ungkap akun @dia***. 

Baca Juga:
Gerindra Sebut PDIP Menjadi Inisiator Kebijakan Kenaikan Tarif PPN 12 Persen, Deddy Sitorus: Salah Alamat

Tidak sedikit juga yang menyatakan bahwa kondisi lapangan tidak sesuai dengan klaim yang disampaikan oleh Dedek Prayudi.

"Data anda tak benar, faktanya PHK marak terjadi, sementara jutaan para pencari kerja masih berjubel untuk mendapatkan kesempatan mendapatkan lapangan kerja. Data & analisa anda tak sesuai dgn kondisi riil di lapangan. Turunlah kebawah cari data yg riil dgn wawancara langsung," tulis akun @68s***.

Polemik ini mencerminkan adanya perbedaan pandangan yang tajam antara klaim pemerintah dan pengalaman nyata masyarakat di lapangan terkait isu pengangguran di Indonesia. (*/Risco)

Bagikan: